TITANIUM: Pembahasan Sim River

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Pembahasan Sim River

ini bm revisi lhoo :P ACAKADUL
V. PEMBAHASAN
Praktikum yang berjudul “Identifikasi Diatom dengan aplikasi SimRiver”  bertujuan meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam pemanfaatan diatom untuk mengkaji kualitas perairan. Menurut Anonim (2011) SimRiver merupakan paket piranti lunak yang dikembangkan oleh Dr. Shigeki Mayama dari Tokyo Gakugei University dan anggotanya. Pengguna dapat mempelajari dan memahami hubungan antara aktivitas manusia, lingkungan sungai dan diatom dengan sangat mudah.
5.1   Tahapan Analisa Keanekaragaman Diatom dengan Aplikasi SimRiver
      Cara kerja yang digunakan adalah  pertama,  masuk ke proyek Diatom sebagai kata kunci atau masuk http://www.u-gakugei.ac.jp/~diatom/indonesia/video/index.html. Masuk/klik SimRiver. Pilih bahasa untuk SimRiver Masuk/klik SimRiver. Pilih level 3. dibaca prosedur dalam display, dipilih tata guna lahan (hutan, sawah dan pemukiman) dan populasi (0 sampai 10.000) untuk menciptakan lingkungan dari hulu sampai hilir. Anda juga boleh memilih instalasi pengolahan limbah sesuai opsi di daerah pemukiman. Dipilih musim dan lokasi pengambilan sampel,diatom kemudian klik OK. Ditampilkan model slide (preparat). Dipelajari instruksi dengan diklik ‘’instruksi’ . Diidentifikasi diatom dengan mudah dapat dilakukan dengan Diatom Guide di sebelah kanan sebagai sistem pendukung identifikasi. Diklik diatom pada preparat, kemudian diklik diatom pada diatom Guide yang anda anggap sama dengan diatom pada preparat. Boks dialog akan muncul apakah jawabanmu benar atau salah. Ketika semua diatom pada preparat selesai diidentifikasi, maka boks dialog “berhasil” muncul. Dijawab diversitas spesies, kemudian isi kotak spesies diatom lalu klik 'lanjut'. Muncul grafik menempatkan diatom yang telah diperoleh. Muncul tabel untuk menghitung indeks saprobik, isi tabel Indeks Saprobik dan Klik ' hubungan antara indeks saprobik dengan kualitas air' maka akan muncul tabel hubungan antara indeks saprobik dengan kualitas air. Klik “instruksi lembar kerja” maka akan muncul tampilan Lembar Kerja atau worksheet.
5.2  Hubungan Indeks Saprobik dengan Tingkat pencemaran
      Indeks saprobik adalah salah satu monitoring sungai atau badan air lainnya untuk menentukan tingkat pencemaran yang terjadi. Kelebihan indeks saprobik adalah jangkuan yang cukup luas dan akurat bagi terjadinya suatu pencemaran badan air.
Hasil yang diperoleh adalah didapatindekssaprobikdengan level 4 dimanadapatdikatakanabahwa level 4 merupakan level tertinggiyaitu air tercemarberat. Menurut Ardi(2002)  beberapa organisme plankton bersifat toleran dan mempunyai respon yang berbeda terhadap perubahan kualitas perairan. Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah dengan menggunakan indeks saprobik, dimana indeks ini digunakan untuk mengetahui tingkat ketergantungan atau hubungan suatu organisme dengan senyawa yang menjadi sumber nutrisinya. Sehingga dapat diketahui hubungan kelimpahan plankton dengan tingkat pencemaran suatu perairan.
Sementara Pantle dan Buck (1955) dalam Basmi (2000), menggolongkan tingkat saprobitas sebagai berikut : 
1.      Polisaprobik, yaitu saprobitas perairan yang tingkat pencemarannya berat,
sedikit atau tidak adanya oksigen terlarut (DO) di dalam perairan, populasi bakteri padat, dan H2S tinggi. 
2.      α - Mesosaprobik, yaitu saprobitas perairan yang tingkat pencemarannya
sedang sampai dengan berat, kandungan  oksigen terlarut (DO) di dalam perairan meningkat, tidak ada H2S, dan bakteri cukup tinggi.  
3.      β - Mesosaprobik, yaitu saprobitas perairan yang tingkat pencemarannya
ringan sampai sedang, kandungan oksigen terlarut (DO) dalam perairan tinggi, bakteri sangat menurun, menghasilkan produk akhir nitrat. 
4.      Oligrosaprobik, yaitu saprobitas perairan yang belum tercemar atau
mempunyai tingkat pencemaran ringan, penguraian bahan organik sempurna, kandungan oksigen terlarut  (DO) di dalam perairan tinggi, jumlah bakteri sangat rendah. 
Data penelitiandiperoleh, terdapatmasing-masing 5 spesies diatom yang ada di lingkunganhuludansetelahhulu, sedangkanpadalingkunganbagiantengahantarahuludanhilir, sebelumhilirdanhilirtidakterdapatspesies diatom karenalingkungansungaitersebutsangattercemarberat. MenurutDahuri (1995) Konsentrasi amonia yang tinggi di dalam perairan dapat bersifat racun yang dapat membahayakan hewan dan vegetasi akuatik. Karena itu kelompok diatom ini merupakan indikator yang baik untuk pencemaran. Dengan demikian, penentuan status tingkat pencemaran air dapat ditinjau dari pola penyebaran spesies-spesies indikator diatom perrifiton disepanjang aliran sungai.Olehkarenaitudapatdisimpulkanbahwasemakintercemarnyakualitas air semakinsedikitnyajumlah diatom ataubahkantidakadasamasekali. Diatom yang terdapatpadalingkunganhuluberjumlah lima diatom dengan diatom yang samapadalingkungansetelahhuluyaituNitzchiapalea, Eolimuna minima, Gomphonemaparvulum, SellaphoraseminulumsertaAchnanthidiumsaprophilum.
5.3  Analisis Data Per Spesies
            Individu  yang terdapat pada lingkungan sampel adalah Nitzchiapalea, Eolimuna minima, Gomphonemaparvulum, SellaphoraseminulumsertaAchnanthidiumsaprophilum. Adapun rinciannya sebagai berikut:
a.      Nitzchia palea
      Nitzchia palea  merupakan protista yang kebanyakan ditemukan di perairan dingin. Diktiosom  kompleks perinuklear, dan terletak hanya dalam sitoplasma pusat. Mitokondria jarang pada sitoplasma tengah, tapi berlimpah pada  sitoplasma perifer, dan mengisi banyak dari deretan  sitoplasma transvacuolar. Karakteristik, badan minyak amorf mengisi helai sitoplasma tertentu dan mungkin tidak terdapat leucosin. Pyrenoid merupakan membran pembatas, dan tetesan minyak yang ditemukan berdekatan dengan pyrenoid tersebut. Pyrenoid diatom lain, Cymbella affinis,juga membran terbatas. Membran membatasi pyrenoid adalah  gabungan dari bagian terminal cakram kloroplas, memfasilitasi gerakan cepat fotosintat ke dalam matriks pyrenoid, dimana tetesan minyak karakteristik dapat dibentuk. Fibril Carinal ditemukan sendiri-sendiri di setiap pori carinal, dan mungkin terlibat dalam gerak dari Nitzschia palea(Hutabarat,1986).
Klasifikasi ilmiah Nitzchia palea menurut Davis (1976) adalah :
Kingdom : Chromalveolata
Filum       :  Heterokontophyta
Kelas        : Bacillariophyceae
Ordo         : Bacillariales
Famili       :  Bacillariaceae
Genus       : Nitzschia
Spesies      :  Nitzschia palea
b.      Eolimna minima
Eolimna minima  merupakan diatom spesies air tawar. Katup linear elips dengan apices bulat. Daerah axial sempit, lurus. Daerah pusat dibedakan oleh striae dikedua sisi wilayah axial, agak berbentuk persegi panjang. Raphe filiform, lurus, dengan proksimal eksternal berakhir melebar.Striae paralel dekat pusat, memancarkan sepanjang sisa katup (Hutabarat,1986).
Menurut  Davis (1976) Klasifikasi Ilmiah  Eolimna minima adalah:
Algae Kelompok : Diatom 
Divisi                  : Chrysophyta 
Kelas                   : Bacillariophyceae 
Ordo                    :Pennales 
Keluarga              : Naviculaceae 
Genus                  : Eolimna 
Spesies                : Eolimnaminima
c.       Gomphonema parvulum
      Gomphonema parvulum  mempunyai deskripsi  Katup hanya sedikit asimetris dengan sumbu transapical (heteropolar), simetris terhadap sumbu apikal. Sel berbentuk kotak dalam tampilan korset dengan pseudosepta terlihat. Apeks bulat, sub-bercotok atau bercotok (kadang-kadang sub-berbentuk kepala). Raphe sering sedikit berliku-liku. Sebuah stigma tunggal hadir di salah satu sisi daerah pusat. Striae kasar dan sering terlihat belang-belang - satu stria pendek sebaliknya stigma pusat. Striae sering hampir sejajar. Spesies yang sangat variabel (Hutabarat,1986).
Klasifikasi Ilmiah Gomphonema parvulum menurut Davis (1976 adalah
Domain  : Eukaryota 
Kerajaan: Chromista 
Filum      : Heterokontophyta 
Kelas      : 
Bacillariophyceae 
Ordo       : 
Cymbellales 
Famili     :
Gomphonemataceae 
Genus     : 
Gomphonema
Spesies   : Gomphonemaparvulum
d.      Sellaphora seminulum
      Sellaphora seminulum mempunyai ciri  Sel soliter. Frustules isopolar, Kaos dan ikat pinggang dangkal cukup dalam, sehingga sel dapat terlihat dalam tampilan katup. Katup terisolasi biasanya terletak pada tampilan katup. Katup bipolar, bilateral simetris, linear-lanset dengan tiang bulat melebar-linear elips atau. Striae terlihat, sedikit radial di pusat, menjadi lebih paralel ke arah kutub. Stria pori-pori tak terliht. Daerah aksial sangat sempit, conopeum tidak ada. Daerah pusat melintang persegi panjang atau kupu-kupu berbentuk. Tidak ada polar bar. Sistem raphe pusat.Terminal celah tak terlihat. Ujung raphe pusat lurus. Band korset non-porous. Satu kloroplas per sel, terdiri dari dua lempeng besar, masing-masing appressed ke satu sisi dari korset, dihubungkan oleh isthmus sempit terhadap satu katup. Sebuah pyrenoid dapat dideteksi dalam satu sisi kloroplas (Hutabarat,1986).
Klasifikasi  Sellaphora seminulum menurut Davis (1976) adalah sebagai berikut:
Domain   : Eukaryota 
Kingdom :Chromista 
Filum      :Heterokontophyta 
Kelas      : 
Bacillariophyceae 
Ordo       : Naviculales 
Famili     : 
Sellaphoraceae 
Genus     :Sellaphora
Spesies   : Sellaphora seminulum
e.       Achnanthidium saprophilum
       Fitur yang paling khas dari morfologi spesies ini adalah garis yang berbeda dari katup raphe (sempit berbentuk bulat panjang dengan margin linear) dan katup rapheless (sempit elips untuk sempit belah ketupat dengan margin cukup cembung), non-berlarut-larut apices luas bulat dan panjang / rasio lebar. Selanjutnya, areola baris tunggal sepanjang mantel yang memanjang dan lebih atau kurang terbuka luas, yang merupakan karakteristik dilihat dalam pandangan korset di bawah mikroskop cahaya (Hutabarat,1986).
Klasifikasi Ilmiah dari Achnanthidium saprophilum  menurut Davis (1976) adalah :
 Empire    : Eukaryota
Kingdom :
Chromista
Phylum   : 
Heterokontophyta
Class      : 
Bacillariophyceae
Order      : 
Achnanthales
Family     :
Achnanthidiaceae
Genus : Achnanthidium
Spesies  : Achnanthidiumsaprophilum







BAB VI
KESIMPULAN

Semakintercemarnyalingkungan air makasemakinsedikitnyaatautidakadasamasekalispesies Diatom. Konsentrasi amonia yang tinggi di dalam perairan dapat bersifat racun yang dapat membahayakan hewan dan vegetasi akuatik. Karena itu kelompok diatom ini merupakan indikator yang baik untuk pencemaran. Dengan demikian, penentuan status tingkat pencemaran air dapat ditinjau dari pola penyebaran spesies-spesies indikator diatom perrifiton disepanjang aliran sungai.















DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Laporan Hasil Pengamatan Protista. http://septi-afriyani.blogspot.com/2013/11/laporan-hasil-pengamatan-protista.html . Diakses 20 November  2013
Anonim. 2011. SimRiver. http://www.u-gakugei.ac.jp/~diatom/en/simriver/index.html. Diakses 20 November 2013
Ardi. 2002. Pemanfaatan Makrozoobentos Sebagai Indikator Kualitas Perairan  Pesisir. Tesis PSIPB. Bogor
Basmi. 2000. Planktonologi : Sebagai Indikator Pencemaran Perairan. Fakultas
          Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.Bogor.
Dahuri. R. 1995. Metode dan Pengukuran Kualitas Air Aspek Biologi. IPB. Bogor.
Davis, B.R. 1976. The Dispersal of Chironomidae a River. Journal of Entomological Society
Hutabarat. H. Evans. 1986. Kunci Identifikasi Plankton. PT.Yasa Guna. Jakarta.
Hynes, H.B.N. 1972. The Ecology of Runing Water. Liverpool University Press. England.
Rommimohtarto dan Juwana, 2009. Water Quality Management In Pond Fish Culture. Erlangga. Jakarta.
Yuli dan Kusriani .2000. Ekologi Air Tawar. Gramedia .Jakarta.


0 komentar :

Posting Komentar