PENINGKATAN DAYA GUNA SEKAM PADI DI DAERAH PURWOREJO SEBAGAI PEWARNA MAKANAN
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas LKMM Pra Dasar
DISUSUN OLEH :
- 1. TONY ABDILLAH GUMILAR (24020112120007)
- 2. PUTRI KUSUMANING DEWI (24020112120017)
- 3. RATNA CEMPAKA LINGGA (24020112130035)
- 4. RISTIA RACHMATUNNISA (24020112130066)
- 5. SISKA MELANI (24020112130072)
- 6. WILDA MARTA LOLA (24020112140060)
- 7. IMAM GHOZALI (24020112140080)
- 8. MARLIYAH (24020112130120)
- 9. LAILA NUR FAIZAH (24020112130089)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat-Nya maka penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
”Pengembangan Dawet Ireng di Purworejo.” Penyusunan makalah ini
merupakan salah satu tugas persyaratan untuk menyelesaikan tugas LKMM
pra dasar jurusan Biologi Fakultas Sains dan Matematika Universitas
Diponegoro.Dalam penulisan makalah ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
- Linda Safitri selaku kakak pembimbing jurusan Biologi Fakultas Sains dan Matematika.
- Rekan-rekan semua yang mengikuti kegiatan LKMM.
- Keluarga yang selalu mendukung penyusun.
- Semua pihak yang ikut membantu penyusunan Makalah “Pengembangan Dawei Ireng di Purworejo” yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Semarang, 8 November 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………. i DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………….. ii
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………………………..
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………
BAB 2 PEMBAHASAN ……………………………………………………………………..
2.1 Pengertian Sekam Padi…………………………………………………….
2.2 Pemanfaatan Sekam Padi…………………………………………………
2.3 Pengolahan Sekam Padi ………………………………………………….
BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………..
3.1 Kesimpulan………………………………………………….
3.2 Saran…………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangDewasa ini, dunia usaha kuliner mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini membawa dampak baik pada perekonmian masyarakat karena membuka peluang lapangan kerja yang lebih banyak. Di samping itu, keuntungan yang dihasilkan cukup menggiurkan. Banyak pebisnis yang sukses karena terjun dalam usaha kuliner. Ada juga karyawan kantor yang lebih memilih usaha ini daripada pekerjaannya. Selain itu, usaha kuliner juga membawa dampak positif bagi daerah penghasilnya, seperti dengan meningkatnya peminat objek wisata sehingga pembangunan daerah juga akan lebih maju.
Namun sangat disayangkan bahwa pembuatan makanan tersebut masih menggunakan bahan perwarna sintesis, terlebih lagi bagi pengusaha kuliner sekala besar yang lebih mementingkan keuntungan yang besar dibandingkan kualitas dari makanannya sendiri. Padahal seperti diketahui bahwa, pewarna almi memberikan efek negatif terhadap kesehatan,apalagi jika makanan tersebut dikonsumsi secara terus menerus. Disisi lain, produksi limbah sekam padi di wilayah Purworejo cukup melimpah, namun belum ada upaya pemanfaatan yang optimal dari masyarakat.
Oleh karena itu, penyusun menyusun makalah yang berjudul “Peningkatan Daya Guna Sekam Padi di Daerah Purworejo sebagai Bahan Pewarna Makanan” untuk memaparkan potensi dari limbah sekam padi di wilayah Purworejo sebagai pewarna makanan, misalnya dawet ireng, sebagai upaya untuk peningkatan nilai jual sekam padi dan meningkatkan pendapatan dan ekonomi masyarakat Purworejo, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian dari sekam padi?
1.2.2 Bagaimana pemanfaatan sekam padi?
1.2.3 Bagaimana proses pengolahan sekam padi menjadi pewarna makanan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan pengertian dari sekam padi.
1.3.2 Mengetahui pemanfaatan sekam padi agar tidak menjadi limbah.
1.3.3 Mengerti proses pengolahan sekam padi menjadi pewarna makanan.
1.4 Sasaran
- Masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah di daerah Purworejo.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian SekamSekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak, energi atau bahan bakar dan bahan minuman. Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30% dari bobot gabah. Sekam padi memiliki komponen utama seperti selulosa (31,4 – 36,3 %), hemiselulosa (2,9 – 11,8 %) , dan lignin (9,5 – 18,4 %) (Champagne, 2004). Ditinjau data komposisi kimiawi, sekam mengandung beberapa unsur kimia penting seperti dapat dilihat pada tabel berikut.
Komponen
|
Persentase kandungan (%)
|
|
A
|
Menurut Suharno (1979)
|
|
1
|
Kadar air |
9,02 |
2
|
Protein kasar |
3,03 |
3
|
Lemak |
1,18 |
4
|
Serat kasar |
35,68 |
5
|
Abu |
17,71 |
6
|
Karbohidrat kasar |
33,71 |
B
|
Menurut DTC-IPB
|
|
1
|
Karbon (zat arang) |
1,33 |
2
|
Hidrogen |
1,54 |
3
|
Oksigen |
33,64 |
4
|
Silika |
16,98 |
2.2 Pemanfaatan Sekam Padi
Sekam padi yang memiliki kandungan kimia seperti kadar air, protein kasar, lemak, serat kasar, abu (menurut Suharno,1979) serta karbon atau zat arang, hidrogen, oksigen, silika (menurut DTC-IPB) ternyata dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Ada beberapa contoh pemanfaatan sekam padi, yaitu :
- a. Dalam bidang industri kimia
- b. Dalam bidang industri bangunan
- c. Sebagai sumber energi
- d. Dalam bidang pangan
2.3 Proses Pengolahan Sekam Padi sebagai Pewarna Makanan
Di daerah Purworejo sekam padi dimanfaatkan sebagai bahan minuman dengan cara memanfaatkan abu sekam. Minuman tersebut adalah minuman dawet ireng. Dawet Ireng adalah sejenis dawet / cendol. Minuman ini asli dari daerah Butuh, Purworejo, Jawa Tengah. Kata ireng dari Bahasa Jawa yang artinya hitam. Butiran dari dawet berwarna hitam, warna hitam dawet diperoleh dari abu bakar sekam padi, abu bakar sekam kemudian dicampur dengan air sehingga menghasilkan air berwarna hitam, air inilah yang digunakan sebagai pewarna dawet.
Dawet ini memiliki keunikan yaitu penyajian dawet yang biasanya jumlah dawetnya jauh lebih banyak dibanding airnya (santan ditambah air gula). Hal unik lainya, biasanya santan diperas langsung dari bungkusan serabut kelapa. Tidak terlalu berbeda dengan dawet / cendol warna hijau, bahan adalah dari tepung sagu. Perbedaan pada pewarnaan hitam yang diperolah dari sekam padi (Jawa: merang) yang dibakar. Untuk kuah sama dengan dawet / cendol yaitu dari santan kelapa dengan pemanis gula jawa dan penyedap daun pandan.
2.4 Rencana Kegiatan
No |
Waktu |
Kegiatan |
1 |
Minggu pertama |
Kunjungan ke Purworejo |
2 |
Minggu kedua |
Survei Kondisi Limbah Padi |
3 |
Minggu ketiga |
Pembuatan Pewarna makanan dari sekam padi |
4 |
Minggu keempat |
Sosialisasi ke masyarakat Purworejo |
5 |
Minggu kelima |
Produksi Dawet ireng dengan pewarna dari sekam padi |
6 |
Minggu keenam |
Mempromosikan/mengenalkan pewarna makanan dari bahan sekam padi ke masyarakat |
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan.
3.1.2 Sekam padi tidak hanya sebagai limbah namun dapat dimanfaatkan untuk industri makanan, kimia, energi, dll.
3.1.3 Sekam dibakar kemudian dicampur dengan air sehingga menghasilkan air berwarna hitam, air inilah yang digunakan sebagai pewarna makanan.
3.2 Saran
Penyusun berharap melalui makalah ini memberikan masukan kepada masyarakat untuk membudidayakan sekam padi menjadi lebih berguna dan mampu membantu perekonomian masyarakat sekitar. Penyusun juga mengajak semua mahasiswa dan masyarakat untuk bekerjasama memanfaatkan bahan yang tidak berguna menjadi barang yang lebih bermutu.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Dawet_Ireng
http://chapuccino.wordpress.com/2010/01/27/sekam-padi-sumber-energi-yang-mulai-dilirik/
file:///D:/Resep%20Minuman%20Dawet%20Ireng%20_%20Aneka%20Resep%20Masakan.htm
About these ads
0 komentar :
Posting Komentar