TITANIUM: makalah keanekaragaman tumbuhan, hewan dan mikroorganisme

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

makalah keanekaragaman tumbuhan, hewan dan mikroorganisme



KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN, HEWAN DAN MIKROORGANISME
logo-undip.png





MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Pada Mata Kuliah Biologi Umum II
Yang Diampu Oleh Dr.Nanik Heru Suprapti, M.Si
 OLEH:

           Bimo Ghifari                                   24020112140036
Rd. Yudhi Tresnadi Kusumah       24020112140038
Atin Temon Sari                              24020112130042

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN  MATEMATIKA
UNIEVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (Bahasa Inggris: biodiversity) adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem.
Hutan  Indonesia menyimpan beragam flora dan fauna yang belum teridentifikasi. Kesemuanya merupakan kekayaan bangsa kita yang harus di kenali dan di manfaatkan secara bijak untuk kemaslahatan hajat hidup orang banyak. Keanekaragaman Hayati ini terhampar dari timur hingga barat tersebar di ribuan pulau di nusantara baik berupa tumbuhan/hewan tingkat rendah, maupun tumbuhan tingkat tinggi.
Berdasarkan pernyataan diatas kita tahu bahwa sangat penting mengetahui keanekaragaman hayati khususnya di Indonesia agar kita dapat mengetahui cara melestarikan keanekaragaman tersebut.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.2.1. Bagaimanakah keanekaragaman tumbuhan di Indonesia?
1.2.2. Bagaimanakah keanekaragaman hewan di Indonesia?
1.2.3. Bagaimanakah keanekaragaman mikroorganisme (protista) di indonesia?
1.2.4. Apakah manfaat keanekaragaman hayati?
1.2.5. Bagaimanakah penyebab hilangnya keanekaragaman hayati?
1.2.6. Bagaimanakah cara melestarikan kenekaragaman hayati?
1.3. TUJUAN
       1.3.1. Mengetahui keanekaragaman tumbuhan di Indonesia.
       1.3.2. Mengetahui keanekaragaman hewan di Indonesia.
       1.3.3. Mengetahui keanekaragaman mikroorganisme (protista) di indonesia.
1.3.4. Mengetahui manfaat keanekaragaman hayati.
       1.3.5. Mengetahui penyebab hilangnya keanekaragaman hayati.
       1.3.6. Mengetahui cara melestarikan kenekaragaman hayati.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN DI INDONESIA
Keanekargaman tumbuhan merupakan ungkapan terdapatnya keanekaragaman bentuk,  penampilan, dan sifat yang tampak pada berbagai tingkatan organisasi kehidupan seperti ekosistem, jenis dan genetik pada tumbuhan.
Keanekaragaman tumbuhan umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor  pendorong, seperti :
  1. Genetik
  2. Mutasi
  3. Adaptasi
  4. Kompetisi

Sumber Variasi Keanekaragaman :
  1. Variasi Perkembangan
Variasi perkembangan ini ditentukan secara genetis. Contoh pada tanaman cocor bebek ( Kalanchoe pinnata ) terdapat daun tunggal dan majemuk menyirip beranak daun tiga pada satu individu tanaman yang sering disebut heteromorfisme.
  1. Variasi yang disebabkan Lingkungan
Tumbuh-tumbuhan keseluruhan beranekaragam dan banyak jenisnya menyimpang dalam pertumbuhannya, sebagai respon terhadap lingkungan. Perubahan ini disebabkan karena sinar, air, makanan, suhu, dan tanah.
Sebagai contoh adalah tumbuhan kaktus. Daun tanaman ini berbentuk seperi duri atau jarum dan tebal karena tumbuh di daerah yang sinarnya berlebih yaitu di padang pasir atau gurun. Sehingga agar tidak terjadi transpirasi berlebihan maka bentuk daun tidak melebar seperti pada umumnya daun.
Macam Keanekaragaman Tumbuhan Berdasarkan Organisasi Kehidupan :
  1. Keanekaragaman Ekosistem
Keanekaragaman ekosistem didasarkan pada adanya variasi komponen-komponen penyusun ekosistem. Sebagaimana diketahui bahwa ekosistem merupakan satu kesatuan utuh antara makhluk hidup dengan lingkungannya, baik lingkungan biotickmaupun lingkungan abiotik dan komponen-komponen tersebut saling berinteraksi di dalamnya
  1.  Keanekaragaman Komunitas
Keanekaragaman komunitas dibagi berdasarkan adanya perbedaan mintakat, modus hidup, rantai energi dan makan, interaksi, dan tingkatan takson.
Beberapa contoh keberagaman komunitas berdasarkan perbedaan mintakat antara lain adalah keberagaman komunitas di dalam ekosistem danau terdiri dari komunitas tumbuhan ataupun hewan litoral, komunitas organisme bentik, dan komunitas ikan.
  1. Keanekaragaman Jenis ( Populasi )
Keanekaragaman jenis mengacu pada banyaknya spesies yang terdapat di dalam marga. Faktor yang berpengaruh terhadap keanekaragaman jenis adalah pembatas kehidupan yang berupa tekanan dan gangguan yang dapat berupa faktor fisik, kimiawi, kompetisi antar individu dalam spesies atau antar individu dalam spesies yang berbeda. Pada tingkat jenis pola sebaran tumbuhan dapat menyebar secara luas ke seluruh bagian dunia.

2.2. KEANEKARAGAMAN HEWAN DI INDONESIA
Jenis-jenis hewan yang ada di Indonesia diperkirakan berjumlah sekitar 220.000 jenis yang terdiri atas lebih kurang 200.000 serangga (± 17% fauna serangga di dunia), 4.000 jenis ikan, 2.000 jenis burung, serta 1.000 jenis reptilia dan amphibia.Pembagian fauna menjadi dua kelompok didasarkan pada adanyaPaparan Sunda dan Paparan Sahul menjadi lebih jelas lagi daripadapembagian flora. Di sini dapat ditarik garis pemisah yang lebih jelasyang disebut garis Wallace (ditemukan oleh Alfred Russel Wallace).Beberapa jenis hewan, seperti ikan tawar dari kelompok timur dan baratpenyebarannya tidak pernah bertemu. Akan tetapi, ada pula hewan-hewan, seperti burung, amphibia, dan reptilia yang sering kali antarapenyebaran kelompok timur dan barat saling tumpang-tindih. Paparan
Sunda sangat kaya akan berbagai jenis mamalia dan burung; diperkirakan di kawasan ini terdapat ratusan jenis burung dan 70% di antaranya merupakan penghuni hutan primer darat; keanekaragaman ini jauh lebih tinggi daripada di Afrika. Indonesia terbagi menjadi dua zoogeografi yang dibatasi oleh garis Wallace. Garis Wallace membelah Selat Makassar menuju ke selatan.
Hingga ke Selat Lombok. Jadi, garis Wallace memisahkan wilayah Oriental (termasuk Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan) dengan wilayah Australia (Sulawesi, Irian, Maluku, Nusa Tenggara Barat, dan NusaTenggara Timur).
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Weber, seorang ahli zoologi dari Jerman. Menurut Weber, hewan-hewan yang ada di Sulawesi tidak semuanya tergolong kelompok hewan Australia karena ada juga yang memiliki sifat-sifat Oriental sehingga Weber berkesimpulan bahwa hewan-hewan Sulawesi merupakan hewan peralihan. Weber kemudian membuat garis pembatas yang berada di sebelah timur Sulawesi memanjang ke utara menuju Kepulauan Aru yang kemudian dikenal dengan nama garis Weber. Sebagai bukti, Sulawesi merupakan wilayah peralihan, contohnya, di Sulawesi terdapat Oposum dari Australia dan kera Macaca dari Oriental.
Fauna daerah Oriental yang meliputi Sumatra, Jawa, dan Kalimantan serta pulau-pulau di sekitarnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.          Banyak spesies mamalia berukuran besar, seperti badak, gajah,banteng, dan harimau. Terdapat pula mamalia berkantung, tetapijumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada.
b.          Terdapat berbagai macam kera, terutama di Kalimantan yang palingbanyak memiliki primata, misalnya, orang utan, kukang, danbekantan.
c.         Burung-burung yang dapat berkicau, tetapi warnanya tidak seindahburung Australia, misalnya, jalak bali (Leucopsar rothschildi), murai (Myophoneus melurunus), ayam hutan berdada merah (Arborphilahyperithra), dan ayam pegar (Lophura bulweri).
Fauna daerah Indonesia bagian timur, yaitu Irian, Maluku, dan NusaTenggara relatif sama dengan Australia. Ciri-ciri yang dimilikinya adalahsebagai berikut :
a. Mamalia berukuran kecil. Di Irian dan Papua terdapat kurang lebih110 spesies mamalia, misalnya, kuskus (Spilocus maculates) danOposum. Di Irian juga terdapat 27 hewan pengerat (rodensial),dan 17 di antaranya merupakan spesies endemik.
b.          Banyak hewan berkantung. Di Irian dan Papua banyak ditemukanhewan berkantung, seperti kanguru (Dendrolagus ursinus).
c.         Tidak terdapat spesies kera. Spesies kera tidak ditemukan didaerah Australia, tetapi di Sulawesi ditemukan banyak hewanendemik, misalnya, primata primitif Tarsius spectrum, musang . (Macrogalida musschenbroecki), babirusa, anoa, maleo, dan beberapa jenis kupu- kupu.
d.          Jenis burung berwarna indah dan beragam. Papua memiliki koleksiburung terbanyak dibandingkan pulau-pulau lain di Indonesia, kirakira320 jenis, dan setengah di antaranya merupakan spesiesendemik,misalnya, burung cenderawasih.
Setelah membaca uraian tentang keanekaragaman hayati, apa yang harus kita lakukan untuk menjaga dan melestarikan ciptaan Tuhan tersebut? Pertama, kita harus bersyukur kepada Tuhan karena beragamnya kekayaan hayati yang ada di Indonesia. Kedua, kita harus bangga hidup di negara yang memiliki kekayaan hayati. Ketiga, kita harus menjaga dan memelihara keasliannya. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa manusia memiliki sifat yang dapat memengaruhi keanekaragaman hayati.

2.3. KEANEKARAGAMAN MIKROORGANISME (PROTISTA) DI INDONESIA
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan memybebkan terjadinya konversi yzat yang tinggi pula. Akan tetapi,karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan. Enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk pengolahan bahan makanan akan diproduksi bila makanan tersebut sudah ada (Kusnadi dkk, 2003).
Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relatif cepat. Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan (Darkuni, 2001).
Mikroorganisme merupakan suatu kelompok organisme yang tidak dapat dilihat dengan menggunakan mata telanjang, sehingga diperlukan alat bantu untuk dapat melihatnya seperti mikroskop, lup dan lain-lain. Cakupan dunia mikroorganisme sangat luas, terdiri dari berbagai kelompok dan jenis, sehingga diperlukan suatu cara pengelompokan atau pengklasifikasian.
Ciri-ciri utama dari suatu mikroorganisme dikelompokan sebagai berikut :
1.      Morfologi
Mikroba pada umumnya sangat kecil, ukurannya dinyatakan dalam mikrometer.
Oleh karena ukurannya yang kecil diperlukan mikroskop untuk melihat mikroba. Mikroskop yang digunakan tergantung pada kecermatan yang diinginkan oleh peneliti.
2.      Sifat Kimiawi
Sel terdiri dari berbagai bahan kimia. Bila sel mikroba diberi perlauan kimiawi, maka sel ini memperlihatkan susunan kimiawi yang spesifik. Sebagai contoh, bakteri Gram negatif memiliki lipopolisakarida dalam dinding selnya, Sedangkan bakteri Gram positif tidak. Sebaliknya pada banyak bakteri Gram positif terdapat asam teikoat. Bahan kimia ini tidak ditemukan pada gram negatif. Dinding sel fungsi dan algae berbeda dari bakteri. Pada kelompok virus, pembagian dilakukan berdasaran asam inti yang dikandung, apakah merupakan DNA atau RNA.
3.      Sifat Biakan
Zat hara yang diperlukan oleh setiap mikroorganisme berbeda ada mikroorganisme yang hanya dapat hidup dan tumbuh bila diberikan zat hara yang kompleks (serum, darah). Sebaliknya ada pula yang hanya memerlukan bahan inorganik saja atau bahan organik (asam amino, karbohidrat, purin, pirimidin, vitamin, koenzim) selain itu beberapa mikroorganisme hanya dapat tumbuh pada sel hidup, berupa inang, telur, bertunas, biakan jaringan.
4.      Sifat Metabolisme
Proses kehidupan dalam sel merupakan suatu rentetan reaksi kimiawi yang disebut metabolisme. Berbagai macam reaksi yang terjadi dalam metabolisme dapat digunakan untuk mencirikan mikroorganisme.
5.      Sifat Antigenik
Bila mikroorganisme masuk kedalam tubuh, akan terbentu antibodi yang mengikat antigen. Antigen merupakan bahan kimia tertentu dari sel mikroba. Antibodi ini bersifat sangat spesifik terhadap antigen yang menginduksinya. Oleh karena mikroorganisme memiliki antigen yang berbeda, maka antibodi dapat digunakan untuk mencirikan (rapid indentification) terhadap mikroorganisme. Reaksi ini sangat sepesifik sehingga dapat disebut sebagai lock and key system.
6.      Sifat Genetik
DNA kromosomal mikroorganisme memiliki bagian yang konstan dan spesifik bagi mikroorganisme tersebut sehingga dapat digunakan untuk pencirian mikroorganisme.
7.      Patogenitas
Mikroba dapat menimbulkan penyakit, kemampuannya untuk menimbulkan penyakit merupakan ciri khas mikroorganisme tersebut selain itu terdapat pula bakteri yang memakan bakteri lainnya (Bdellovibrio) dan virus (bakteriofag)yang menginfesi dan menghancurkan bakteri.
8.      Sifat Ekologi
Habitat merupakan sifat yang mencirikan mikroorganisme. Mikroorganisme yang hidup di lautan berbeda dengan air tawar. Mikroorganisme yang terdapat dalam rongga mulut berbeda dengan saluran pencernaan.
Beberapa jenis makanan dan minuman tradisional Indonesia dalam proses pembuatannya melibatkan mikroorganisme.Jamur Saccharomyces sp sangat diperlukan dalam fermentasiminuman beralkohol. Demikian pula jenis Aspergillus spmembantu proses fermentasi tape. Beberapa jenis jamur dan bakteri juga menghasilkan antibiotika. Pembuatan susu asam(yoghurt) maupun nata (sejenis jeli) untuk campuran minumanjuga melibatkan bakteri. Dalam rekayasa genetika pun keterlibatan mikroorganisme tidak dapat diabaikan. Pembuatan insulin sintetis membutuhkan bakteri sebagai plasmid. Demikian juga dalam proses degradasi sampah kehadiran mikroorganisme pengurai sangat diperlukan. Dalam bidang pertanian beberapa bakteri pengikat nitrogen sangat membantu meningkatkan kesuburan tanah. Di bidang industri logam beberapa jenis bakteri membantu proses pemurnian bijih besi. Dengan demikian mikroorganisme merupakan salah satu kekayaan sumber daya alam hayati yang vital bagi kehidupan. Sebagian wilayah daratan Indonesia merupakan kawasan hutan, mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan hingga Papua terdapat kawasan hutan. Meski dari waktu ke waktu terjadi penciutan kawasan hutan, tidak dapat dipungkiri bahwa hutan merupakan potensi sumber daya alam hayati yang teramat penting.
Mikroorganisme terdapat di berbagai tempat seperti tanah, debu, air, udara, kulit dan selaput lendir. Mikroorganisme dapat berupa bakteri, fungi, protozoa dan lain-lain. Mikroorganisme mudah terhembus udara dan menyebar ke mana-mana karena ukuran selnya kecil dan ringan. Metode untuk mencirikan mikroorganisme menurut Pelczar dan Chan (1988) disajikan pada tabel 1. Cendawan yang sering ditemukan berasal dari kelas Zigomycetes, Ascomicetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes, dengan ciri-ciri disajikan pada tabel 2.
Tabel 1. Metode Pencirian Mikroorganisme
Ciri khas
M e t o d e

Morfologi
Pengamatan spesimen dengan bantuan mikroskop cahaya atau elektron, baik diwarnai atau tidak.
Teknik mikroskop elektron memungkinkan pengamatan irisan ultra tipis sel-sel mikrobia.

Nutrisi
Penentuan substansi kimiawi dan keadaan fisik yang khusus (suhu, cahaya, gas) yang diperlukan untuk
menunjang pertumbuhan mikroorganisme

Kultur
Penentuan tanpang pertumbuhan mikrobia pada berbagai macam medium laboratorium, baik yang cair
maupun yang padat

Metabolik
Identifikasi dan pengukuran perubahan kimiawi yang dilakukan dan hanya untuk mengetahui apakah
mikroorganisme menyebabkan perubahan kimia pada suatu substansi khusus atau tidak

Susunan
antigen

Perincian mikroorganisme terutama bakteri dan virus, dengan penelaahan antigen, substansi kimiawi
yang ada pada permukaannya. Antigen adalah substansi kimiawi suatu mikroorganisme yang apabila
disuntikkan pada hewan akan memulai pembentukan substansi kimiawi berupa antibodi yang dapat
diidentifikasi dengan prosedur laboratoris. Antigen dan antibodi merupakan bagian dari sistem
imunologis yang kompleks.

Susunan
kimiawi

Penentuan susunan kimiawi berbagai komponen sel. Pelbagai teknik tersedia untuk memecahkan sel
dan untuk mengisolasi komponen-komponen sel yang khusus dari campuran yang diperoleh seperti
fragmen dinding sel, bahan nukleus dan membran

Sifat
Patogeni

Penentuan potensi suatu biakan mikarobe untuk menimbulkan penyakit dilakukan dengan
menginokulasi hewan atau tumbuhan dengan biakan murni mikroorganisme yang bersangkutan


Tabel 2. Ciri-ciri utama cendawan
Ciri-ciri
Kelas

Zygomycetes
Ascomycetes
Basidiomycetes
Deuteromycetes

Miselium
Aseptat/ senositik
Septat
Septat
Septat
Spora aseksual
Sporangiospora atau
konidia

Konidia
Konidia
Konidia
Spora seksual
Zigospora, Oospora
Askospora
Basidio-spora
Tidak diketahui
Habitat alamiah
Air, tanah, hewan
Tanah, tumbuhan,
hewan

Tanah,
tumbuhan

Tanah, tumbuhan,
hewan



2.4. MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI
  1. Penghasil SDA Hayati
  2. Sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, rekreasi dan wisata
  3. Manfaat dari aspek sosial dan budaya masyarakat

2.5. PENYEBAB HILANGNYA KEANEKARAGAMAN HAYATI
1. Hilangnya habitat adalah menyusutnya materi pada tempat yang sesuai (cocok) untuk hidup.
2. Degradasi habitat adalah kerusakan habitat karena polusi, misalnya hujan asam, efekrumah kaca.
3. Eksploitasi secara berlebihan.
4. Industrialisasi Kehutanan dan perikanan.
5. Perubahan Iklim Global.

2.6. CARA MELESTARIKAN KENEKARAGAMAN HAYATI
Melalui Konservasi
  1. Cagar alam yaitu kawasan suaka alam yang memiliki tumbuhan, hewan, ekosistem yang khas sehingga perlu dilindungi. Contoh cagar alam : Cagar Alam Hutan Pinus janthoi di Aceh, Cagar Alam Lembah Anai di Sumbar
  2. Suaka margasatwa yaitu kawasan suaka alam yang memiliki ciri khas berupa keanekaragaman dan keunikan jenis satwa (hewan) yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.
  3. Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang memiliki ekosistem asli yang dikelola dengan sistem zonasi. Taman ini biasanya dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budi daya, pariwisata, dan rekreasi alam.


BAB 3
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman makhluk hidup tersebut disebut dengan sebutan keanekaragaman hayati atau biodiversitas. Setiap sistem lingkungan memiliki keanekaragaman hayati yang berbeda. Keanekaragaman hayati ditunjukkan oleh adanya berbagai variasi bentuk, ukuran, warna, dan sifat-sifat dari makhluk hidup lainnya.
Keanekaragaman hayati disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Terdapat interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan dalam mempengaruhi sifat makhluk hidup.
Kegiatan manusia dapat menurunkan keanekaragaman hayati, baik keanekaragaman gen, jenis maupun keanekaragaman lingkungan. Namun di samping itu, kegiatan manusia juga dapat meningkatkan keanekaragaman hayati misalnya penghijauan, pembuatan taman kota, dan pemuliaan.

3.2 SARAN
Pemanfaatan keanekaragaman hayati bagimasyarakat harus secara berkelanjutan. Yang dimaksud dengan manfaat yang berkelajutan adalah manfaat yang tidak hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan datang.








DAFTAR PUSTAKA

Darkuni, M. Noviar. 2001. Mikrobiologi. Malang: Universitas Negeri Malang.
Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Malang: JICA.
Pelczar, M.J. dan E.C.S. Chan. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

2 komentar :

Eka sandra mengatakan...

Halo...Mbak Siska kuliah di Bio Undip juga, ya? Saya dulu juga kuliah di Bio Undip, tapi tahun jadul, 1992... Bio Undip sekarang kayak, apa, ya?

Unknown mengatakan...

halo ka sandra, iya kak, wah sekarang bagaimana kabarnya? oh gitu ya kak sekarang angkatan 2013 berjumlah 135 sedangkan angkatan saya 124 :) kalu biologi undip dulu bagaiman ya kak

Posting Komentar