TITANIUM: makalah pencemaran lingkungan dan suksesi

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

makalah pencemaran lingkungan dan suksesi



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Era globalisasi seperti sekarang, sudah tidak kita hentikan dan kita abaikan perkembangannya. Pola hidup kita tanpa di sadari menjadi lebih instan, cepat dan fragmatis dan juga permasalahn-permasalahan kompleks yang bermunculan di dalam lingkungan di sekitar kita. Ketidakseimbangan di dalam ekosistem sudah menjadi hal yang umum, sebagai contohnya saja ialah pemanasan global, penipisan lapisan ozon, eutrofikasi, gangguan nitrogen dalam bidang pertanian, dan masih terdapat yang lainnya. Akibatnya, daya dukung lingkungan akan semakin menurun, kestabilan ekosistem akan semakin tidak mantap, dan tanpa kita sadari bencana demi bencana terjadi bersusul-susulan. Hal itu, baik secara langsung ataupun tidak langsung akan mengurangi kualitas hidup kita dan organisme makhluk hidup lain. Cepat atau lambat permasalahan ini akan menimbulkan suksesi baik dalam skala kecil(suksesi skunder) maupun skala besar(suksesi primer).
Sebetulnya apakah akar yang menjadi problema tersebut?.Akar problematikanya dalam konteks ini adalah gaya hidup, apalagi pada era globalisasi ini, kebanyakan dan kecenderungan orang hanya berpikir dari segi nilai ekonomisnya saja dengan tanpa juga memperhatikan dampaknya yang akan terjadi di lingkungan maupun ekosistem dalam segi keseimbangan serta kemantapannya dalam siklus kehidupan alami ini. Sekarang, manusia terllu mengeksploitasikan secara berlebihan baik dari segi kuantitasnya dan daya muat sumberdaya tersebut. Jadi selain mengurangi dan menghilangkan daya alam tersebut untuk menunjang kestabilan lingkungannya juga menghabiskan sumberdaya tersebut untuk anak cucu kita. Sumber daya baik yang terbaharui seperti air, udara, cahaya ataupun sumberdaya tak terbaharui seperti bahan-bahan tambang mineral.
Oleh karena itu, mengingat semakin kompleksnya masalah-masalah lingkungan di hadapan kita serta mengingat emakin tidak mantapnya siklus pada tingkat ekosistem, maka penulis tertarik untuk membahas topik di atas secara lebih mendalam dan topik tersebut yaitu mengenai penyebab pencemaran lingkungan dan proses terjadinya suksesi, yang pada masa sekarang menjadi masalah yang semakin umum dan kritis keadaannya. Maksud penulis mengangkat topik ini adalah supaya permasalahan yang kompleks tersebut dapat di angkat ke wadah umum dan pembaca minimal mengetahui permasalahan-permasalahan yang sangat kompleks yang sekarang sedang terjadi ini.
1.2 Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan ?
2.      Apa saja macam-macam pencemaran lingkungan?
3.      Apa yang dimaksud dengan suksesi dan penyebabnya ?
4.      Apa saja macam-macam dari suksesi?
5.      Bagaimana upaya penaggulangan dari pencemaran lingkungan?

1.3 Tujuan

1.      Menjelaskan pengertian dari pencemaran lingkungan.
2.      Menjelaskan macam-macam dari pencemaran lingkungan.
3.      Menjelaskan pengertian istilah dari suksesi dan Menjelaskan penyebab-penyebab dari suksesi.
4.      Menjelaskan macam-macam dari suksesi.
5.      Menjelaskan upaya penanggulangan pencemaran lingkungan.





















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pencemaran Lingkungan
            Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat  tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
2.2 Macam-macam Pencemaran
     Macam-macam pencemaran dapat dibedakan berdasarkan pada tempat terjadinya, macam bahan pencemarnya, dan tingkat pencemaran. Menurut tempat terjadinya, pencemaran dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu pencemaran udara, air, dan tanah.
     2.2.1 Pencemaran udara
            Pencemaran udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya sebagai berikut.
       a. Gas HzS. Gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan gunung berapi,
           bisa juga dihasilkan dari pembakaran minyak bumi dan batu bara.
            b. Gas CO dan COz. Karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak berbau,  bersifat racun, merupakan hash pembakaran yang tidak sempurna dari bahan buangan mobil dan mesin letup. Gas COZ dalam udara murni berjumlah 0,03%. Bila melebihi  toleransi dapat menganggu pernapasan. Selain itu, gas C02 yang terlalu berlebihan di bumi dapat mengikat panas matahari sehingga suhu bumi panas. Pemanasan global di bumi akibat C02 disebut juga sebagai efek rumah kaca.
c. Partikel SOZ dan NO2. Kedua partikel ini bersama dengan partikel cair membentuk embun, membentuk awan dekat tanah yang dapat mengganggu pernapasan. Partikel padat, misalnya bakteri, jamur, virus, bulu, dan tepung sari juga dapat mengganggu kesehatan.
            d. Batu bara yang mengandung sulfur melalui pembakaran akan meng-hasilkan sulfur        dioksida. Sulfur dioksida ber$ama dengan udara serta oksigen dan sinar matahari     dapat menghasilkan asam sulfur. Asam ini membentuk kabut dan suatu saat akan           jatuh    sebagai hujan yang disebut hujan asam. Hujan asam dapat menyebabkan gangguan pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Misalnya gangguan     pernapasan, perubahan morfologi pada daun, batang, dan benih.
                        Sumber polusi udara lain dapat berasal dari radiasi bahan radioaktif, misalnya,        nuklir. Setelah peledakan nuklir, materi radioaktif masuk ke dalam atmosfer dan jatuh       di bumi. materi radioaktif ini akan terakumulusi di tanah, air, hewan, tumbuhan,            dan      juga pada manusia.
                        Efek pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup, dalam taraf tertentu, dapat         menyebabkan mutasi, berbagai penyakit akibat kelainan gen, dan bahkan kematian.
            Pencemaran udara dinyatakan dengan ppm (part per million) yang artinya jumlah cm3       polutan per m3 udara.
            2.2.2 Pencemaran air
            Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut.
            a. Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan
            sampah domestik, misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan
            industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat
            racun.
            b. Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan 02 di air
            berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air.
            c. Fosfat hasil pembusukan bersama h03 dan pupuk pertanian
            terakumulasi dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral
            yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada alga (Blooming
            alga). Akibatnya, tanaman di dalam air tidak dapat berfotosintesis
            karena sinar matahari terhalang.
            Salah satu bahan pencemar di laut ada lah tumpahan minyak bumi, akibat kecelakaan         kapal tanker minyak yang sering terjadi. Banyak organisme akuatik yang mati atau         keracunan karenanya. (Untuk membersihkan kawasan tercemar diperlukan koordinasi        dari berbagai pihak dan dibutuhkan biaya yang mahal. Bila terlambat penanggulangan-nya, kerugian manusia semakin banyak. Secara ekologis, dapat     mengganggu ekosistem laut.
            Bila terjadi pencemaran di air, maka terjadi akumulasi zat pencemar pada tubuh     organisme air. Akumulasi pencemar ini semakin meningkat pada organisme      pemangsa yang lebih besar.
            2.2.3 Pencemaran tanah
                        Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran berikut ini :
            a. sampah-sampah pla.stik yang sukar hancur, botol, karet sintesis, pecahan kaca, dan        kaleng
            b. detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami sulit
            diuraikan)
            c. zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.
              2.2.4 Polusi suara
                        Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang,         deru mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu        pendengaran.
            Macam bahan pencemar adalah sebagai berikut.
            1. Kimiawi; berupa zat radio aktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi),
            pupuk anorganik, pestisida, detergen dan minyak.
            2. Biologi; berupa mikroorganisme, misalnya Escherichia coli, Entamoeba
            coli, dan Salmonella thyposa.
            3. Fisik; berupa kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.
            Menurut tingkat pencemaran
            Menurut WHO, tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu         (lamanya) kontak. Tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :
            1. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada
            panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada
            ekosistem lain. Misalnya gas buangan kendaraan bermotor yang
            menyebabkan mata pedih.
            2. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan
            menyebabkan sakit yang kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa)
            di Minamata Jepang yang menyebabkan kanker dan lahirnya bayi
            cacat.
            3. Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya
            sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam
            lingkungan. Misalnya pencemaran nuklir.
            Parameter Pencemaran
                        Dengan mengetahui beberapa parameter yang ads pads daerah/kawasan      penelitian akan dapat diketahui tingkat pencemaran atau apakah lingkungan itu sudah      terkena pencemaran atau belum. Paramaterparameter yang merupakan indikator          terjadinya pencemaran adalah sebagai berikut :
                        a. Parameter kimia
            Parameter kimia meliputi C02, pH, alkalinitas, fosfor, dan logam-logam
            berat.
                        b. Parameter biokimia
            Parameter biokimia meliputi BOD (Biochemical Oxygen Demand), yaitu
            jumlah oksigen dalam air. Cars pengukurannya adalah dengan
            menyimpan sampel air yang telah diketahui kandungan oksigennya
            selama 5 hari. Kemudian kadar oksigennya diukur lagi. BOD digunakan
            untuk mengukur banyaknya pencemar organik.
            Menurut menteri kesehatan, kandungan oksigen dalam air minum atau BOD tidak             boleh kurang dari 3 ppm.
                        c. Parameter fisik
            Parameter fisik meliputi temperatur, warna, rasa, bau, kekeruhan, dan radioaktivitas.
                        d. Parameter biologi
            Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya mikroorganisme, misalnya, bakteri coli,         virus, bentos, dan plankton




2.3 Dampak-dampak dari pencemaran lingkungan
     2.3.1. Dampak pertanian terhadap siklus nutrien
                           Produksi pangan bagi populasi manusia bumi yang semakin meningkat mempunyai banyak pengaruh pada dinamika ekosistem, yang di mulai dari banyaknya spesies ikan yang hampir punah di beberapa daerah akibat penangkapan yang berlebihan, sampai ke penyebaran senyawa beracun untuk pengendalian hama di lahan-lahan pertanian, sampai habisnya persedian air tanah oleh irigasi. Setelah vegetasi di bersihkan pada suatu daerah tanaman bisa di tanam untuk beberapa waktu tanpa menambahkan nutrien tambahan karena adanya cadangan makanan. Akan tetapi, dalam suatu ekosistem pertanian suatu fraksi yang cukup besar dari nutrien-ntrien ini tidak di daur ulang akan tetapi diekspor dari daerah itu dengan bentuk biomassa tanaman.
                           Pertanian punya suatu dampak yang besar terhadap siklus nitrogen. Pengolahan, penghancuran dan pencampuran tanah meningkatkan laju penguraian bahan organik yang membebaskan nitrogen yang dapat di gunakan yang kemudian dikeluarkan dari ekosistem tersebut ketika tanaman itu di panen. Kajian baru-baru ini menunjukan aktivitas manusia telah kira-kira melipatgandakan persediaan nitrogen terfiksasi di bumi yang tersedia bagi produsen primer. Pnyebab utamanya adalah fiksasi nitrogen industri untuk pupuk, akan tetepi peningkatan penanaman tumbuhan polong-polongan dan pembakaran juga penting.
                           Peningkatan fiksasi nitrogen juga di hubungkan dengan pembebasan senyawa nitrogen yang lebih besar di udara oleh organisme dinitrofikasi. NO (Nitrogen Oksida) dapata menyebabkan pemanasan atmosfer, penipisan ozon atmosfer dan dalam beberapa ekosistem dapat menyebabkan hujan asam. Banyak nitrogen dalam pupuk juga berakhir pada air permukaan dimana nitrogen tersebut dapat merangsang pertumbuhan alga dan bakteri(Eutrofikasi).
2.3.2 Eutrofikasi danau yang dipercepat
                           Gangguan manusia telah mengganggu ekosistem air tawar melalui apa yang disebut Eutrofikasi Kultural. Pembuangan limbah cair dari pabrik, aliran permukaan buangan ternak dari padang pengembalaan dan tempat penyimpan hewan ternak dan penggelontoran pupuk dari daerah-daerah pertanian rekreasi dan perkotaan telah membebani aliran air sungai dan danau secara berlebihan dengan nutrien anorganik. Pengayaan ini seringkali mengakibatkan peningkatan kepadatan organisme fotosintetik secara eksplosif. Daerah yang lebih dangkal di tutupi oleh gulma, yang membuat transportasi air dan penangkapan ikan tidak mungkin di lakukan. Ledakan populasi alga dan Cyanobakteri menjadi semakin umum yang kadang-kadang mengakibatkan peningkatan produksi oksigen selama siang hari tetapi mengurangi jumlah oksigen pada malam hari akibat respirasi oleh populasi organisme yang sangat banyak tersebut. Ketika organisme fotosintetik mati dan bahabn organik terakumulasi di dasar danau detritifor mengguanakan semua oksigen dalam air yang lebih dalam.
                           Danau di golongkan berdasarkan derajat peningkatn ketersediaan nutrien  sebagai oligotrofik, mesotrofik, dan eutrofik. Dalam sebuah danau oligotrofik, produktivitas primernya relatif rendah karena nutrien mineral yang di perlukan oleh fitoplankton sangat langka. Pada danau lain, karakteristik lembah sungai dan daerah aliran ini di tangkap oleh produsen primer dan kemudian secara terus menerus di daur ulang di seluruh jaring-jaring makanan danau tersebut. Dengtan demikian, keseluruhan produktivitas lebih tinggi dalam danau mesotrofik dan paling tinggi dalam danau eutrofik.
  2.3.3 Emisi karbon dioksida dan efek rumah kaca
                           Sejak revolusi industri, konsentrasi CO2 di atmosfer meningkat sebagai akibat dari pembakaran bahan bakar fosil dan pembakaran sejumlah besar kayu yang di ambil dari penebangan hutan. Berbagai metode menaksir bahwa konsentrasi rata-rata karbon dioksida di atmosfer sebelum 1850 adalah sekitar 274 ppm. Ketika suatu stasiun pemantau di puncak Mauna Loa di Hawaii mulai melakukan pengukuran yang sangat akurat pada tahun 1958. Konsentrasi CO2 saat itu adalah 316 ppm. Saat ini konsentrasi, CO2 di atmosfermelebihi 360 ppm, suatu peningkatan sekitar 14% sejak pengukuran dimulai.
                           Banyak radiasi matahari yang mencapai planet ini di pantulkan kembali ke ruang angkasa. Meskipun CO2 dan uap air di atmosfer tembus terhadap cahaya tampak, CO2 dan uap air menangkap dan menyerap banyak radiasi inframerah yang di pantulkan, yang kemudian memantulkannya kembali ke arah Bumi. Proses ini menahan sebagian panas matahari. Jika bukan karena efek rumah kaca(green house effect) ini, rata-rata suhu udara pada permukaan bumi akan menjadi -18° C.
                           Dengan mempelajari bagaimana pemanasan dan pendinginan global di masa silam mempengaruhi komunitas tumbuhan, para ahli ekologi sedang mengguanakan strategi lain untuk memprediksi akibat perubahan suhu di masa depan. Catatan dari butiran serbuk sari memberikan bukti bahwa komunitas tumbuhan berubah secara dramatis dengan perubahan suhu. Perubahan iklim masa lampau terjadi secara perlahan-lahan, dan populasi tumbuhan dan hewan dapat bermigrasi ke daerah yang kondisi abiotiknya memungkinkan mereka untuk bertahan hidup.
                           Batu bara, gas alam, bensin, kayu, dan bahan bakar organik lainnya yang pokok dalam kehidupan modern tidak dapat di bakar tanpa melepaskan CO2. Pemanasan planet yang sesungguhnya sedang berlangsung saat ini sebagai akibat dari penambahan CO2 ke atmosfer adalah suatu permasalahan dengan akibat yang yidak pasti dan tanpa solusi yang sederhana.

2.3.4 Penipisan ozon di atmosfer
                           Kehidupan di Bumi terlindungi dari pengaruh radiasi ultra violet (UV) yang membahayakan melalui suatu lapisan pelindung molekul Ozon (O3) yang terdapat di dalam lapisan Stratosfer yang lebih rendah antara 17 dan 25 km di atas permukaan bumi. Ozon menyerap radiasi UV yang mencegah banyak radiasi UV tersebut mencapai kontak dengan organisme yang berada di Biosfer.
                           Perusakan ozon di atmosfer kemungkinan terutama di sebabkan oleh akumulasi kloroflourokarbon (CFC) Zat kimia yang di gunakan untuk lemari es, sebagai bahan bakar dalam kaleng aerosol dan dalam pabrik tertentu. Ketika produk perombakan dari zat kimia ini mencapai Stratosfer, klorin yang terkandung pada bahan kimia tersebut bereaksi  bereaksi dengan ozon, yang mereduksinya menjadi O2 molekuler. Reaksi kimia berikutnya membebaskan klorin tersebut, yang memungkinkannya bereaksi dengan molekul ozon lainnya dalam suatu reaksi berantai katalitik. Pengaruh itu terlihat paling jelas terlihat di atas Antartika, dimana suhu musim dingin memudahkan terjadinya reaksi atmosfer ini.
2.4 Upaya penanggulangan pencemaran lingkungan
                           Pencemaran lingkungan terus menerus terjadi, bakan cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Berbagai aktifitas manusia, seperti transportasi dean industri telah menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan. Akibatnyta, lingkungan menjadi rusak dan pada akhirnya berdam[pak buruk bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu berikut upaya-upaya yang dapat menghambat pencemaran lingkungan.
2.4.1 Mengurangi pemakaian kendaraan bermotor
                           Mengurangi pemakaian kendaraan bermotor dapat dilakukan dengan cara mengurangi frekuensi penggunaan kendaraan bermotor. Menggunakan bermotor dilakukan pada saat tertentu,  misalnya karena jarak bepergian yang jauh, perlu waktu yang cepat dan lain lain. Jika jarak yang ditempuh relatif dekat sebaiknya menggunakn sepeda atau berjalan kaki, selain sehat juga hemat energi dan tidak mencemar lingkunghan.
2.4.2 Mengurangi penggunaan bahan-bahan yang sulit terurai
                           Sampah dari bahanm kaleng, plastik dan kaca, alumunium, timah su;lit diurai atau hancur dalam waktu cepat jika dibuang ke lingkungan. Karena itu, sebaikn ya kita mengurai penggunaaan bahan-bahan tersebut debgan yang lebih ramai lingkungan. Alangkah lebih baik jika bahan-bahan tersebut dipakai ulang atau daur ulang.
2.4.3 Menghindari penggunaan detergen secara berlebihan
                           Salah satu kegiatan rumah tangga yang dapat mencematri lingkungan adalah kegiatan mencuci. Kegiatan tersebut menghasilkan bahan mencemar berupa detergen yang mengalir ke selokan dan akhirnya mencemari sungai. Sering kali penggunaan detergen dilakukan secara berlebihan atau tidak sesuai dengan takaran yang dianjurkan oleh produsennya.
2.4.4 Menghindari penggunaan pupuk dan insektisida yang berlebihan
                           Pemaklaian pupuk kadang tidak sesuai dengan takaran yang seharusnya atau berlebihan. Sisa pupuk yang diserap oleh tanaman, terbawa air hujan masuk kedalam sungai dan danau. Akibatnmya terjadilah pencemaran pada sungai dan danau dalam bentuk eutrofikasi(pengkayaan).
                           Eutrofikasi mendorong pertumbuhan alga dengan bakteri yang mengonsumsi banyak oksigen di air, sehingga mengurangi jatah oksigen untuk ikan dan binatang lainnya. Eutrofikasi juga mempercepat pertumbuhan tumbuhan air, miasalnya eceng gondok, yang bdapat menyumbat saluran air vdan menghalangi sinar matahari yang sampai kebawah permukaan air. Akibatnya, proses dan kehidupan organisme dibawah air menjadi terganggu, karena kurangnya penyinaran matahari.
2.5 Suksesi
                           Perubahan komposisi dan struktur komunitas adalah yang paling jelas terlihat setelah beberapa gangguan, seperti kebakaran besar atau ledakan gunung berapi, menyebabkan hilangnya vegetasi yang ada. Daerah yang terganggu ini bisa di kolonisasi oleh suatu suksesi spesies lain. Peralihan seperti itu dalam komposisi spesies selama waktu ekologis menunjukan suatu proses yang di sebut suksesi ekologis (ecological succession). Proses ini disebut suksesi primer(primary succession), jika di mulai di suatu daerah yang hampir tidk memiliki kehidupan, dimana tanah masih belum pernah terbentuk, seperti pada sebuah pulau vulkanis baru atau pada reruntuhan yang di tinggalkan oleh glasier. Seringkali bentuk kehidupan satu-satunya yang paling awal ditemukan adalah bakteri autotrof. Lichen dan lumut, yang tumbuh dari spora yang di tiup angin, umumnya merupakan pelaku fotosintesis mikroskopis pertama yang berkoloni daerah seperti itu. Lahan dan tanah berkembang secara perlahan-lahan, ketika batuan memiliki pelapukan dan bahan-bahan organik menumpuk dari pembusukan sisa-sisa penghuni sebelumnya. Sekali tanah sudah terbentuk, lichen dan lumut umumnya dikalahkan oleh pertimbuhan tumbuhan lain, seperti rumput-rumputan, semak, dan pepohonan yang berkecambah dari biji yang di tiupkan angin dari daerah di sekitarnya atau terbawa oleh hewan-hewan. Akhirnya, suatu daerah bisa dikolonisasi oleh tumbuhan yang menjadi bentuk vegetasi yang dominan dalam komunitas itu. Suksesi primer dari daerah gundul dan tandus menjadi suatu komunitas seperti itu bisa memerlukan ratusan tahun bahkan ribuan tahun.
                           Suksesi sekunder(secondary succession) terjadi dimana suatu komunitas yang ada saat ini telah hilang oleh beberapa gangguan, yang hanya meninggalkan tanah yang tetap utuh. Sebagai contoh, daerah hutan yang telah di tebang dan dibersihkan untuk pertanian, jika ditinggalkan akan mengalami sekunder, dan akhirnya akan bisa kembali menjadi hutan. Jika daerah itu terbakar atau  di gembalakan secara berlebihan, semak-semak berkayu mungkin suatu saat akan menggantikan sebagian besar spesies herba itu, dan akhirnya pohon-pohon hutan bisa menggantikan sebagian besar semak tersebut.
                           Faktor apa yang menentukan rentetan suksesi tersebut? Kompetisi antara spesies-spesie tunggal untuk mendapatkan sumber daya yang tersedia adalah salah satu kemungkinannya. Karena ketersediaan sumberdaya berubah menurut perjalanan suksesi, spesies yang berbeda bersaing lebih baik pada tahapan yang berbeda. Tahapan suksesi awal seringkali di tandai oleh spesies yang terseleksi oleh r yang merupakan pembentuk koloni yang baik karena fekunditasnya yang tinggi dan mekanisme penyebarannya yang sangat baik. Banyak organme tersebut yang dapat dijelaskan sebagai spesies “pelarian(fugitive)” atau “gulma(weedy)” yang tidak bersaing dengan baik, kecuali pada daerah yang baru mengalami gangguan spesies seperti itu mempertahankan dirinya secara konstan, menempati daerah-daerah yang baru saja terganggu sebelum kompetisi yang lebih baik dapat menjadi stabil dalam tempat yang sama.





















BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
             Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan. Pencemaran lingkungan ini terdiri dari beberapa macam pencemaran diantaranya pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran suara. Berdasarkan macxam pencemaran, dapat menimbuilkan dampak dari pencemaran itu sendiri, diantaranya dampak pertanian terhadap siklus nutrien, Eutrofikasi danau yang dipercepat, Emisi karbon dioksida dan efek rumah kaca, Penipisan ozon di atmosfer. Tentunya untuk menghindari dampak pencemaran yang lebih berat lagi, maka dilakukan upaya upaya yang dapat memperkeciln dari pencemaran yaitu
          Beralih kepada pencemaran, Perubahan komposisi dan struktur komunitas yang paling jelas terlihat setelah beberapa gangguan, seperti kebakaran besar atau ledakan gunung berapi, menyebabkan hilangnya vegetasi yang ada, hal ini dinamakan dengan Suksesi.  Suksesi yang jika di mulai di suatu daerah yang hampir tidk memiliki kehidupan, dimana tanah masih belum pernah terbentuk, seperti pada sebuah pulau vulkanis baru atau pada reruntuhan yang di tinggalkan oleh glasier yaitu suksesi primer(primary succession), sedangkan suksesi sekunder adalah Suksesi sekunder(secondary succession) terjadi dimana suatu komunitas yang ada saat ini telah hilang oleh beberapa gangguan, yang hanya meninggalkan tanah yang tetap utuh.
SARAN
Kita sudah paham betul bagaimana menjaga lingkungan tetap sehat dan bersih itu adalah kewajiban bagi masyarakat kita, betapa pentingnya kita semua menjaga lingkungan ini tetap alami dan menyegarkan, maka dari itu kepada siapa lagi jika tidak kita yang melakukan menjaga lingkungan sekitar, buang sampah pada tempatnya, jangan menebang pohon-pohon, karena dapat merusak lingkungan, kurangi asap kendaraan bermotor, dan masih banyak lagi. Tentu saja untuk itu semua diperlukan kesadaran dari dri masing-masing betapa pentingnya menjaga linglkungan ini dan jangan mencemarinya, karena demi kesejahteraan hidup manusia.







                                                                                DAFTAR PUSTAKA

Ehlers, viktor M.. Steel, Ernest W ., 1969, Municipal and Rural Sanitation, McGraw-Hill Book Co., New      York.
 Manahan, Stanley E.. 1972, Environ mental Chem istry, Willard Grant Press, Boston. 
 Juli Soemirat Slam et. 1996, Kesehatan lingkungan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
 Peraturan Menteri Kesehatan R.I. No. 416/MENKES/PER/PER/IX/1990 Tentang Syarat -syarat dan                                                                                pengawasan air mi num , Jakarta.
 Suratno, F.. 1990, Analisis m e ngenai dam pak lingkungan, Gadjah Mada University Press,           Yogyakarta.



0 komentar :

Posting Komentar