BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Era
globalisasi seperti sekarang, sudah tidak kita hentikan dan kita abaikan
perkembangannya. Pola hidup kita tanpa di sadari menjadi lebih instan, cepat
dan fragmatis dan juga permasalahn-permasalahan kompleks yang bermunculan di
dalam lingkungan di sekitar kita. Ketidakseimbangan di dalam ekosistem sudah
menjadi hal yang umum, sebagai contohnya saja ialah pemanasan global, penipisan
lapisan ozon, eutrofikasi, gangguan nitrogen dalam bidang pertanian, dan masih
terdapat yang lainnya. Akibatnya, daya dukung lingkungan akan semakin menurun,
kestabilan ekosistem akan semakin tidak mantap, dan tanpa kita sadari bencana
demi bencana terjadi bersusul-susulan. Hal itu, baik secara langsung ataupun
tidak langsung akan mengurangi kualitas hidup kita dan organisme makhluk hidup
lain. Cepat atau lambat permasalahan ini akan menimbulkan suksesi baik dalam
skala kecil(suksesi skunder) maupun skala besar(suksesi primer).
Sebetulnya
apakah akar yang menjadi problema tersebut?.Akar problematikanya dalam konteks
ini adalah gaya hidup, apalagi pada era globalisasi ini, kebanyakan dan
kecenderungan orang hanya berpikir dari segi nilai ekonomisnya saja dengan
tanpa juga memperhatikan dampaknya yang akan terjadi di lingkungan maupun ekosistem
dalam segi keseimbangan serta kemantapannya dalam siklus kehidupan alami ini.
Sekarang, manusia terllu mengeksploitasikan secara berlebihan baik dari segi
kuantitasnya dan daya muat sumberdaya tersebut. Jadi selain mengurangi dan
menghilangkan daya alam tersebut untuk menunjang kestabilan lingkungannya juga
menghabiskan sumberdaya tersebut untuk anak cucu kita. Sumber daya baik yang
terbaharui seperti air, udara, cahaya ataupun sumberdaya tak terbaharui seperti
bahan-bahan tambang mineral.
Oleh
karena itu, mengingat semakin kompleksnya masalah-masalah lingkungan di hadapan
kita serta mengingat emakin tidak mantapnya siklus pada tingkat ekosistem, maka
penulis tertarik untuk membahas topik di atas secara lebih mendalam dan topik
tersebut yaitu mengenai penyebab pencemaran lingkungan dan proses terjadinya
suksesi, yang pada masa sekarang menjadi masalah yang semakin umum dan kritis
keadaannya. Maksud penulis mengangkat topik ini adalah supaya permasalahan yang
kompleks tersebut dapat di angkat ke wadah umum dan pembaca minimal mengetahui
permasalahan-permasalahan yang sangat kompleks yang sekarang sedang terjadi
ini.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan ?
2. Apa
saja macam-macam pencemaran lingkungan?
3. Apa
yang dimaksud dengan suksesi dan penyebabnya ?
4. Apa
saja macam-macam dari suksesi?
5. Bagaimana
upaya penaggulangan dari pencemaran lingkungan?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan
pengertian dari pencemaran lingkungan.
2. Menjelaskan
macam-macam dari pencemaran lingkungan.
3. Menjelaskan
pengertian istilah dari suksesi dan Menjelaskan penyebab-penyebab dari suksesi.
4. Menjelaskan
macam-macam dari suksesi.
5. Menjelaskan
upaya penanggulangan pencemaran lingkungan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pencemaran
Lingkungan
Polusi atau pencemaran lingkungan
adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen
lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi
lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan
Hidup No. 4 Tahun 1982).
2.2 Macam-macam
Pencemaran
Macam-macam pencemaran dapat dibedakan berdasarkan pada tempat terjadinya, macam bahan pencemarnya, dan tingkat pencemaran. Menurut tempat terjadinya, pencemaran dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu pencemaran udara, air, dan tanah.
Macam-macam pencemaran dapat dibedakan berdasarkan pada tempat terjadinya, macam bahan pencemarnya, dan tingkat pencemaran. Menurut tempat terjadinya, pencemaran dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu pencemaran udara, air, dan tanah.
2.2.1
Pencemaran udara
Pencemaran udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya sebagai berikut.
a. Gas HzS. Gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan gunung berapi,
bisa juga dihasilkan dari pembakaran minyak bumi dan batu bara.
Pencemaran udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya sebagai berikut.
a. Gas HzS. Gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan gunung berapi,
bisa juga dihasilkan dari pembakaran minyak bumi dan batu bara.
b.
Gas CO dan COz. Karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak berbau, bersifat racun, merupakan hash pembakaran
yang tidak sempurna dari bahan buangan mobil dan mesin letup. Gas COZ dalam udara
murni berjumlah 0,03%. Bila melebihi toleransi dapat menganggu pernapasan. Selain
itu, gas C02 yang terlalu berlebihan di bumi dapat mengikat panas matahari
sehingga suhu bumi panas. Pemanasan global di bumi akibat C02 disebut juga
sebagai efek rumah kaca.
c. Partikel SOZ dan NO2. Kedua partikel ini bersama
dengan partikel cair membentuk embun, membentuk awan dekat tanah yang dapat
mengganggu pernapasan. Partikel padat, misalnya bakteri, jamur, virus, bulu,
dan tepung sari juga dapat mengganggu kesehatan.
d. Batu bara yang mengandung sulfur
melalui pembakaran akan meng-hasilkan sulfur dioksida.
Sulfur dioksida ber$ama dengan udara serta oksigen dan sinar matahari dapat menghasilkan asam sulfur. Asam ini membentuk
kabut dan suatu saat akan jatuh sebagai hujan yang disebut hujan asam. Hujan asam
dapat menyebabkan gangguan pada manusia,
hewan, maupun tumbuhan. Misalnya gangguan pernapasan,
perubahan morfologi pada daun, batang, dan benih.
Sumber polusi udara lain dapat
berasal dari radiasi bahan radioaktif, misalnya, nuklir. Setelah
peledakan nuklir, materi radioaktif masuk ke dalam atmosfer dan jatuh di bumi. materi radioaktif ini akan
terakumulusi di tanah, air, hewan, tumbuhan, dan
juga pada manusia.
Efek pencemaran nuklir terhadap
makhluk hidup, dalam taraf tertentu, dapat menyebabkan
mutasi, berbagai penyakit akibat kelainan gen, dan bahkan kematian.
Pencemaran
udara dinyatakan dengan ppm (part per million) yang artinya jumlah cm3 polutan per m3 udara.
2.2.2 Pencemaran air
Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut.
Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut.
a. Pembuangan limbah industri, sisa
insektisida, dan pembuangan
sampah domestik, misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan
industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat
racun.
sampah domestik, misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan
industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat
racun.
b. Sampah organik yang dibusukkan
oleh bakteri menyebabkan 02 di air
berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air.
berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air.
c. Fosfat hasil pembusukan bersama
h03 dan pupuk pertanian
terakumulasi dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral
yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada alga (Blooming
alga). Akibatnya, tanaman di dalam air tidak dapat berfotosintesis
karena sinar matahari terhalang.
terakumulasi dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral
yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada alga (Blooming
alga). Akibatnya, tanaman di dalam air tidak dapat berfotosintesis
karena sinar matahari terhalang.
Salah
satu bahan pencemar di laut ada lah tumpahan minyak bumi, akibat kecelakaan kapal tanker minyak yang sering terjadi.
Banyak organisme akuatik yang mati atau keracunan
karenanya. (Untuk membersihkan kawasan tercemar diperlukan koordinasi dari berbagai pihak dan dibutuhkan biaya
yang mahal. Bila terlambat penanggulangan-nya,
kerugian manusia semakin banyak. Secara ekologis, dapat mengganggu ekosistem laut.
Bila
terjadi pencemaran di air, maka terjadi akumulasi zat pencemar pada tubuh organisme air. Akumulasi pencemar ini
semakin meningkat pada organisme pemangsa
yang lebih besar.
2.2.3 Pencemaran tanah
Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran berikut ini :
a. sampah-sampah pla.stik yang sukar hancur, botol, karet sintesis, pecahan kaca, dan kaleng
b. detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami sulit
diuraikan)
c. zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.
Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran berikut ini :
a. sampah-sampah pla.stik yang sukar hancur, botol, karet sintesis, pecahan kaca, dan kaleng
b. detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami sulit
diuraikan)
c. zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.
2.2.4
Polusi suara
Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang, deru mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu pendengaran.
Macam bahan pencemar adalah sebagai berikut.
Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang, deru mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu pendengaran.
Macam bahan pencemar adalah sebagai berikut.
1. Kimiawi; berupa zat radio aktif,
logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi),
pupuk anorganik, pestisida, detergen dan minyak.
2. Biologi; berupa mikroorganisme, misalnya Escherichia coli, Entamoeba
coli, dan Salmonella thyposa.
3. Fisik; berupa kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.
pupuk anorganik, pestisida, detergen dan minyak.
2. Biologi; berupa mikroorganisme, misalnya Escherichia coli, Entamoeba
coli, dan Salmonella thyposa.
3. Fisik; berupa kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.
Menurut tingkat pencemaran
Menurut WHO, tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :
Menurut WHO, tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :
1. Pencemaran yang mulai
mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada
panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada
ekosistem lain. Misalnya gas buangan kendaraan bermotor yang
menyebabkan mata pedih.
2. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan
menyebabkan sakit yang kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa)
di Minamata Jepang yang menyebabkan kanker dan lahirnya bayi
cacat.
3. Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya
sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam
lingkungan. Misalnya pencemaran nuklir.
Parameter Pencemaran
Dengan mengetahui beberapa parameter yang ads pads daerah/kawasan penelitian akan dapat diketahui tingkat pencemaran atau apakah lingkungan itu sudah terkena pencemaran atau belum. Paramaterparameter yang merupakan indikator terjadinya pencemaran adalah sebagai berikut :
a. Parameter kimia
Parameter kimia meliputi C02, pH, alkalinitas, fosfor, dan logam-logam
berat.
b. Parameter biokimia
Parameter biokimia meliputi BOD (Biochemical Oxygen Demand), yaitu
jumlah oksigen dalam air. Cars pengukurannya adalah dengan
menyimpan sampel air yang telah diketahui kandungan oksigennya
selama 5 hari. Kemudian kadar oksigennya diukur lagi. BOD digunakan
untuk mengukur banyaknya pencemar organik.
panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada
ekosistem lain. Misalnya gas buangan kendaraan bermotor yang
menyebabkan mata pedih.
2. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan
menyebabkan sakit yang kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa)
di Minamata Jepang yang menyebabkan kanker dan lahirnya bayi
cacat.
3. Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya
sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam
lingkungan. Misalnya pencemaran nuklir.
Parameter Pencemaran
Dengan mengetahui beberapa parameter yang ads pads daerah/kawasan penelitian akan dapat diketahui tingkat pencemaran atau apakah lingkungan itu sudah terkena pencemaran atau belum. Paramaterparameter yang merupakan indikator terjadinya pencemaran adalah sebagai berikut :
a. Parameter kimia
Parameter kimia meliputi C02, pH, alkalinitas, fosfor, dan logam-logam
berat.
b. Parameter biokimia
Parameter biokimia meliputi BOD (Biochemical Oxygen Demand), yaitu
jumlah oksigen dalam air. Cars pengukurannya adalah dengan
menyimpan sampel air yang telah diketahui kandungan oksigennya
selama 5 hari. Kemudian kadar oksigennya diukur lagi. BOD digunakan
untuk mengukur banyaknya pencemar organik.
Menurut menteri kesehatan, kandungan
oksigen dalam air minum atau BOD tidak boleh
kurang dari 3 ppm.
c. Parameter fisik
Parameter fisik meliputi temperatur, warna, rasa, bau, kekeruhan, dan radioaktivitas.
Parameter fisik meliputi temperatur, warna, rasa, bau, kekeruhan, dan radioaktivitas.
d. Parameter biologi
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya mikroorganisme, misalnya, bakteri coli, virus, bentos, dan plankton
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya mikroorganisme, misalnya, bakteri coli, virus, bentos, dan plankton
2.3 Dampak-dampak dari
pencemaran lingkungan
2.3.1. Dampak pertanian terhadap siklus
nutrien
Produksi pangan bagi
populasi manusia bumi yang semakin meningkat mempunyai banyak pengaruh pada
dinamika ekosistem, yang di mulai dari banyaknya spesies ikan yang hampir punah
di beberapa daerah akibat penangkapan yang berlebihan, sampai ke penyebaran
senyawa beracun untuk pengendalian hama di lahan-lahan pertanian, sampai
habisnya persedian air tanah oleh irigasi. Setelah vegetasi di bersihkan pada
suatu daerah tanaman bisa di tanam untuk beberapa waktu tanpa menambahkan
nutrien tambahan karena adanya cadangan makanan. Akan tetapi, dalam suatu
ekosistem pertanian suatu fraksi yang cukup besar dari nutrien-ntrien ini tidak
di daur ulang akan tetapi diekspor dari daerah itu dengan bentuk biomassa
tanaman.
Pertanian punya suatu
dampak yang besar terhadap siklus nitrogen. Pengolahan, penghancuran dan
pencampuran tanah meningkatkan laju penguraian bahan organik yang membebaskan
nitrogen yang dapat di gunakan yang kemudian dikeluarkan dari ekosistem
tersebut ketika tanaman itu di panen. Kajian baru-baru ini menunjukan aktivitas
manusia telah kira-kira melipatgandakan persediaan nitrogen terfiksasi di bumi
yang tersedia bagi produsen primer. Pnyebab utamanya adalah fiksasi nitrogen
industri untuk pupuk, akan tetepi peningkatan penanaman tumbuhan
polong-polongan dan pembakaran juga penting.
Peningkatan fiksasi
nitrogen juga di hubungkan dengan pembebasan senyawa nitrogen yang lebih besar
di udara oleh organisme dinitrofikasi. NO (Nitrogen
Oksida) dapata menyebabkan pemanasan atmosfer, penipisan ozon atmosfer dan
dalam beberapa ekosistem dapat menyebabkan hujan asam. Banyak nitrogen dalam
pupuk juga berakhir pada air permukaan dimana nitrogen tersebut dapat
merangsang pertumbuhan alga dan bakteri(Eutrofikasi).
2.3.2
Eutrofikasi danau yang dipercepat
Gangguan manusia
telah mengganggu ekosistem air tawar melalui apa yang disebut Eutrofikasi Kultural. Pembuangan limbah
cair dari pabrik, aliran permukaan
buangan ternak dari padang pengembalaan dan tempat penyimpan hewan ternak dan
penggelontoran pupuk dari daerah-daerah pertanian rekreasi dan perkotaan telah
membebani aliran air sungai dan danau secara berlebihan dengan nutrien
anorganik. Pengayaan ini seringkali mengakibatkan peningkatan kepadatan
organisme fotosintetik secara eksplosif. Daerah yang lebih dangkal di tutupi
oleh gulma, yang membuat transportasi air dan penangkapan ikan tidak mungkin di
lakukan. Ledakan populasi alga dan Cyanobakteri menjadi semakin umum yang
kadang-kadang mengakibatkan peningkatan produksi oksigen selama siang hari
tetapi mengurangi jumlah oksigen pada malam hari akibat respirasi oleh populasi
organisme yang sangat banyak tersebut. Ketika organisme fotosintetik mati dan
bahabn organik terakumulasi di dasar danau detritifor
mengguanakan semua oksigen dalam air yang lebih dalam.
Danau di golongkan
berdasarkan derajat peningkatn ketersediaan nutrien sebagai oligotrofik, mesotrofik, dan
eutrofik. Dalam sebuah danau oligotrofik, produktivitas primernya relatif
rendah karena nutrien mineral yang di perlukan oleh fitoplankton sangat langka.
Pada danau lain, karakteristik lembah sungai dan daerah aliran ini di tangkap
oleh produsen primer dan kemudian secara terus menerus di daur ulang di seluruh
jaring-jaring makanan danau tersebut. Dengtan demikian, keseluruhan
produktivitas lebih tinggi dalam danau mesotrofik dan paling tinggi dalam danau
eutrofik.
2.3.3 Emisi karbon dioksida dan efek rumah
kaca
Sejak revolusi
industri, konsentrasi CO2 di atmosfer meningkat sebagai akibat dari pembakaran
bahan bakar fosil dan pembakaran sejumlah besar kayu yang di ambil dari
penebangan hutan. Berbagai metode menaksir bahwa konsentrasi rata-rata karbon
dioksida di atmosfer sebelum 1850 adalah sekitar 274 ppm. Ketika suatu stasiun
pemantau di puncak Mauna Loa di Hawaii mulai melakukan pengukuran yang sangat
akurat pada tahun 1958. Konsentrasi CO2 saat itu adalah 316 ppm. Saat ini
konsentrasi, CO2 di atmosfermelebihi 360 ppm, suatu peningkatan sekitar 14%
sejak pengukuran dimulai.
Banyak radiasi
matahari yang mencapai planet ini di pantulkan kembali ke ruang angkasa.
Meskipun CO2 dan uap air di atmosfer tembus terhadap cahaya tampak, CO2 dan uap
air menangkap dan menyerap banyak radiasi inframerah yang di pantulkan, yang
kemudian memantulkannya kembali ke arah Bumi. Proses ini menahan sebagian panas
matahari. Jika bukan karena efek rumah kaca(green
house effect) ini, rata-rata suhu udara pada permukaan bumi akan menjadi
-18° C.
Dengan mempelajari
bagaimana pemanasan dan pendinginan global di masa silam mempengaruhi komunitas
tumbuhan, para ahli ekologi sedang mengguanakan strategi lain untuk memprediksi
akibat perubahan suhu di masa depan. Catatan dari butiran serbuk sari
memberikan bukti bahwa komunitas tumbuhan berubah secara dramatis dengan
perubahan suhu. Perubahan iklim masa lampau terjadi secara perlahan-lahan, dan
populasi tumbuhan dan hewan dapat bermigrasi ke daerah yang kondisi abiotiknya
memungkinkan mereka untuk bertahan hidup.
Batu bara, gas alam,
bensin, kayu, dan bahan bakar organik lainnya yang pokok dalam kehidupan modern
tidak dapat di bakar tanpa melepaskan CO2. Pemanasan planet yang sesungguhnya
sedang berlangsung saat ini sebagai akibat dari penambahan CO2 ke atmosfer
adalah suatu permasalahan dengan akibat yang yidak pasti dan tanpa solusi yang
sederhana.
2.3.4
Penipisan ozon di atmosfer
Kehidupan di Bumi
terlindungi dari pengaruh radiasi ultra violet (UV) yang membahayakan melalui
suatu lapisan pelindung molekul Ozon (O3) yang terdapat di dalam lapisan
Stratosfer yang lebih rendah antara 17 dan 25 km di atas permukaan bumi. Ozon
menyerap radiasi UV yang mencegah banyak radiasi UV tersebut mencapai kontak
dengan organisme yang berada di Biosfer.
Perusakan ozon di
atmosfer kemungkinan terutama di sebabkan oleh akumulasi kloroflourokarbon
(CFC) Zat kimia yang di gunakan untuk lemari es, sebagai bahan bakar dalam
kaleng aerosol dan dalam pabrik tertentu. Ketika produk perombakan dari zat
kimia ini mencapai Stratosfer, klorin yang terkandung pada bahan kimia tersebut
bereaksi bereaksi dengan ozon, yang
mereduksinya menjadi O2 molekuler. Reaksi kimia berikutnya membebaskan klorin
tersebut, yang memungkinkannya bereaksi dengan molekul ozon lainnya dalam suatu
reaksi berantai katalitik. Pengaruh itu terlihat paling jelas terlihat di atas
Antartika, dimana suhu musim dingin memudahkan terjadinya reaksi atmosfer ini.
2.4
Upaya penanggulangan pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan
terus menerus terjadi, bakan cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Berbagai
aktifitas manusia, seperti transportasi dean industri telah menimbulkan dampak
buruk bagi lingkungan. Akibatnyta, lingkungan menjadi rusak dan pada akhirnya
berdam[pak buruk bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu berikut upaya-upaya
yang dapat menghambat pencemaran lingkungan.
2.4.1
Mengurangi pemakaian kendaraan bermotor
Mengurangi pemakaian
kendaraan bermotor dapat dilakukan dengan cara mengurangi frekuensi penggunaan
kendaraan bermotor. Menggunakan bermotor dilakukan pada saat tertentu, misalnya karena jarak bepergian yang jauh,
perlu waktu yang cepat dan lain lain. Jika jarak yang ditempuh relatif dekat
sebaiknya menggunakn sepeda atau berjalan kaki, selain sehat juga hemat energi
dan tidak mencemar lingkunghan.
2.4.2
Mengurangi penggunaan bahan-bahan yang sulit terurai
Sampah dari bahanm
kaleng, plastik dan kaca, alumunium, timah su;lit diurai atau hancur dalam
waktu cepat jika dibuang ke lingkungan. Karena itu, sebaikn ya kita mengurai
penggunaaan bahan-bahan tersebut debgan yang lebih ramai lingkungan. Alangkah
lebih baik jika bahan-bahan tersebut dipakai ulang atau daur ulang.
2.4.3
Menghindari penggunaan detergen secara berlebihan
Salah satu kegiatan
rumah tangga yang dapat mencematri lingkungan adalah kegiatan mencuci. Kegiatan
tersebut menghasilkan bahan mencemar berupa detergen yang mengalir ke selokan
dan akhirnya mencemari sungai. Sering kali penggunaan detergen dilakukan secara
berlebihan atau tidak sesuai dengan takaran yang dianjurkan oleh produsennya.
2.4.4
Menghindari penggunaan pupuk dan insektisida yang berlebihan
Pemaklaian pupuk
kadang tidak sesuai dengan takaran yang seharusnya atau berlebihan. Sisa pupuk
yang diserap oleh tanaman, terbawa air hujan masuk kedalam sungai dan danau.
Akibatnmya terjadilah pencemaran pada sungai dan danau dalam bentuk eutrofikasi(pengkayaan).
Eutrofikasi mendorong
pertumbuhan alga dengan bakteri yang mengonsumsi banyak oksigen di air,
sehingga mengurangi jatah oksigen untuk ikan dan binatang lainnya. Eutrofikasi
juga mempercepat pertumbuhan tumbuhan air, miasalnya eceng gondok, yang bdapat
menyumbat saluran air vdan menghalangi sinar matahari yang sampai kebawah
permukaan air. Akibatnya, proses dan kehidupan organisme dibawah air menjadi
terganggu, karena kurangnya penyinaran matahari.
2.5
Suksesi
Perubahan komposisi
dan struktur komunitas adalah yang paling jelas terlihat setelah beberapa
gangguan, seperti kebakaran besar atau ledakan gunung berapi, menyebabkan
hilangnya vegetasi yang ada. Daerah yang terganggu ini bisa di kolonisasi oleh
suatu suksesi spesies lain. Peralihan seperti itu dalam komposisi spesies
selama waktu ekologis menunjukan suatu proses yang di sebut suksesi ekologis (ecological succession). Proses ini disebut suksesi primer(primary
succession), jika di mulai di suatu daerah yang hampir tidk memiliki
kehidupan, dimana tanah masih belum pernah terbentuk, seperti pada sebuah pulau
vulkanis baru atau pada reruntuhan yang di tinggalkan oleh glasier. Seringkali
bentuk kehidupan satu-satunya yang paling awal ditemukan adalah bakteri
autotrof. Lichen dan lumut, yang
tumbuh dari spora yang di tiup angin, umumnya merupakan pelaku fotosintesis
mikroskopis pertama yang berkoloni daerah seperti itu. Lahan dan tanah
berkembang secara perlahan-lahan, ketika batuan memiliki pelapukan dan
bahan-bahan organik menumpuk dari pembusukan sisa-sisa penghuni sebelumnya.
Sekali tanah sudah terbentuk, lichen
dan lumut umumnya dikalahkan oleh pertimbuhan tumbuhan lain, seperti
rumput-rumputan, semak, dan pepohonan yang berkecambah dari biji yang di
tiupkan angin dari daerah di sekitarnya atau terbawa oleh hewan-hewan.
Akhirnya, suatu daerah bisa dikolonisasi oleh tumbuhan yang menjadi bentuk
vegetasi yang dominan dalam komunitas itu. Suksesi primer dari daerah gundul
dan tandus menjadi suatu komunitas seperti itu bisa memerlukan ratusan tahun
bahkan ribuan tahun.
Suksesi sekunder(secondary succession) terjadi dimana
suatu komunitas yang ada saat ini telah hilang oleh beberapa gangguan, yang
hanya meninggalkan tanah yang tetap utuh. Sebagai contoh, daerah hutan yang
telah di tebang dan dibersihkan untuk pertanian, jika ditinggalkan akan
mengalami sekunder, dan akhirnya akan bisa kembali menjadi hutan. Jika daerah
itu terbakar atau di gembalakan secara
berlebihan, semak-semak berkayu mungkin suatu saat akan menggantikan sebagian
besar spesies herba itu, dan akhirnya pohon-pohon hutan bisa menggantikan
sebagian besar semak tersebut.
Faktor apa yang
menentukan rentetan suksesi tersebut? Kompetisi antara spesies-spesie tunggal
untuk mendapatkan sumber daya yang tersedia adalah salah satu kemungkinannya.
Karena ketersediaan sumberdaya berubah menurut perjalanan suksesi, spesies yang
berbeda bersaing lebih baik pada tahapan yang berbeda. Tahapan suksesi awal
seringkali di tandai oleh spesies yang terseleksi oleh r yang merupakan pembentuk koloni yang baik karena fekunditasnya
yang tinggi dan mekanisme penyebarannya yang sangat baik. Banyak organme
tersebut yang dapat dijelaskan sebagai spesies “pelarian(fugitive)” atau
“gulma(weedy)” yang tidak bersaing dengan baik, kecuali pada daerah yang baru
mengalami gangguan spesies seperti itu mempertahankan dirinya secara konstan,
menempati daerah-daerah yang baru saja terganggu sebelum kompetisi yang lebih
baik dapat menjadi stabil dalam tempat yang sama.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pencemaran lingkungan adalah
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain
ke dalam lingkungan. Pencemaran lingkungan ini terdiri dari beberapa macam
pencemaran diantaranya pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah,
pencemaran suara. Berdasarkan macxam pencemaran, dapat menimbuilkan dampak dari
pencemaran itu sendiri, diantaranya dampak pertanian
terhadap siklus nutrien, Eutrofikasi danau yang dipercepat, Emisi karbon
dioksida dan efek rumah kaca, Penipisan ozon di atmosfer. Tentunya untuk
menghindari dampak pencemaran yang lebih berat lagi, maka dilakukan upaya upaya
yang dapat memperkeciln dari pencemaran yaitu
Beralih kepada pencemaran, Perubahan
komposisi dan struktur komunitas yang paling jelas terlihat setelah beberapa
gangguan, seperti kebakaran besar atau ledakan gunung berapi, menyebabkan
hilangnya vegetasi yang ada, hal ini dinamakan dengan Suksesi. Suksesi yang jika di mulai di suatu daerah
yang hampir tidk memiliki kehidupan, dimana tanah masih belum pernah terbentuk,
seperti pada sebuah pulau vulkanis baru atau pada reruntuhan yang di tinggalkan
oleh glasier yaitu suksesi primer(primary succession), sedangkan suksesi
sekunder adalah Suksesi sekunder(secondary succession) terjadi dimana
suatu komunitas yang ada saat ini telah hilang oleh beberapa gangguan, yang
hanya meninggalkan tanah yang tetap utuh.
SARAN
Kita
sudah paham betul bagaimana menjaga lingkungan tetap sehat dan bersih itu
adalah kewajiban bagi masyarakat kita, betapa pentingnya kita semua menjaga
lingkungan ini tetap alami dan menyegarkan, maka dari itu kepada siapa lagi
jika tidak kita yang melakukan menjaga lingkungan sekitar, buang sampah pada
tempatnya, jangan menebang pohon-pohon, karena dapat merusak lingkungan,
kurangi asap kendaraan bermotor, dan masih banyak lagi. Tentu saja untuk itu
semua diperlukan kesadaran dari dri masing-masing betapa pentingnya menjaga
linglkungan ini dan jangan mencemarinya, karena demi kesejahteraan hidup
manusia.
DAFTAR
PUSTAKA
Ehlers, viktor M.. Steel, Ernest
W ., 1969, Municipal and Rural Sanitation, McGraw-Hill Book Co., New York.
Manahan, Stanley E.. 1972, Environ mental Chem
istry, Willard Grant Press, Boston.
Juli Soemirat Slam et. 1996, Kesehatan lingkungan,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Peraturan Menteri Kesehatan R.I. No.
416/MENKES/PER/PER/IX/1990 Tentang Syarat -syarat dan
pengawasan air mi
num , Jakarta.
Suratno, F.. 1990, Analisis m e ngenai dam pak
lingkungan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
0 komentar :
Posting Komentar