KEANEKARAGAMAN
TUMBUHAN, HEWAN DAN MIKROORGANISME
MAKALAH
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Pada
Mata Kuliah Biologi Umum II
Yang
Diampu Oleh Dr.Nanik Heru Suprapti, M.Si
OLEH:
Bimo Ghifari 24020112140036
Rd. Yudhi Tresnadi Kusumah 24020112140038
Atin Temon Sari
24020112130042
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN
MATEMATIKA
UNIEVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Keanekaragaman
hayati atau biodiversitas
(Bahasa Inggris: biodiversity) adalah suatu istilah pembahasan yang
mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut
skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen,
spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem.
Hutan Indonesia menyimpan
beragam flora dan fauna yang belum teridentifikasi. Kesemuanya merupakan
kekayaan bangsa kita yang harus di kenali dan di manfaatkan secara bijak untuk
kemaslahatan hajat hidup orang banyak. Keanekaragaman Hayati ini terhampar dari
timur hingga barat tersebar di ribuan pulau di nusantara baik berupa
tumbuhan/hewan tingkat rendah, maupun tumbuhan tingkat tinggi.
Berdasarkan pernyataan diatas kita
tahu bahwa sangat penting mengetahui keanekaragaman hayati khususnya di
Indonesia agar kita dapat mengetahui cara melestarikan keanekaragaman tersebut.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.2.1. Bagaimanakah
keanekaragaman tumbuhan di Indonesia?
1.2.2. Bagaimanakah
keanekaragaman hewan di Indonesia?
1.2.3. Bagaimanakah
keanekaragaman mikroorganisme (protista) di indonesia?
1.2.4. Apakah manfaat
keanekaragaman hayati?
1.2.5. Bagaimanakah
penyebab hilangnya keanekaragaman hayati?
1.2.6. Bagaimanakah
cara melestarikan kenekaragaman hayati?
1.3. TUJUAN
1.3.1. Mengetahui keanekaragaman tumbuhan
di Indonesia.
1.3.2. Mengetahui keanekaragaman hewan di
Indonesia.
1.3.3. Mengetahui keanekaragaman
mikroorganisme (protista) di indonesia.
1.3.4. Mengetahui
manfaat keanekaragaman hayati.
1.3.5. Mengetahui penyebab hilangnya
keanekaragaman hayati.
1.3.6. Mengetahui cara melestarikan
kenekaragaman hayati.
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1. KEANEKARAGAMAN
TUMBUHAN DI INDONESIA
Keanekargaman tumbuhan
merupakan ungkapan terdapatnya keanekaragaman bentuk, penampilan, dan
sifat yang tampak pada berbagai tingkatan organisasi kehidupan seperti
ekosistem, jenis dan genetik pada tumbuhan.
Keanekaragaman tumbuhan
umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor pendorong, seperti :
- Genetik
- Mutasi
- Adaptasi
- Kompetisi
Sumber Variasi Keanekaragaman :
- Variasi Perkembangan
Variasi perkembangan ini ditentukan secara genetis.
Contoh pada tanaman cocor bebek ( Kalanchoe pinnata ) terdapat daun tunggal dan
majemuk menyirip beranak daun tiga pada satu individu tanaman yang sering
disebut heteromorfisme.
- Variasi yang disebabkan Lingkungan
Tumbuh-tumbuhan keseluruhan beranekaragam dan banyak
jenisnya menyimpang dalam pertumbuhannya, sebagai respon terhadap lingkungan.
Perubahan ini disebabkan karena sinar, air, makanan, suhu, dan tanah.
Sebagai contoh adalah tumbuhan kaktus. Daun tanaman
ini berbentuk seperi duri atau jarum dan tebal karena tumbuh di daerah yang
sinarnya berlebih yaitu di padang pasir atau gurun. Sehingga agar tidak terjadi
transpirasi berlebihan maka bentuk daun tidak melebar seperti pada umumnya
daun.
Macam Keanekaragaman Tumbuhan Berdasarkan Organisasi
Kehidupan :
- Keanekaragaman Ekosistem
Keanekaragaman ekosistem didasarkan pada adanya
variasi komponen-komponen penyusun ekosistem. Sebagaimana diketahui bahwa
ekosistem merupakan satu kesatuan utuh antara makhluk hidup dengan
lingkungannya, baik lingkungan biotickmaupun lingkungan abiotik dan
komponen-komponen tersebut saling berinteraksi di dalamnya
- Keanekaragaman Komunitas
Keanekaragaman komunitas dibagi berdasarkan adanya
perbedaan mintakat, modus hidup, rantai energi dan makan, interaksi, dan
tingkatan takson.
Beberapa contoh keberagaman komunitas berdasarkan
perbedaan mintakat antara lain adalah keberagaman komunitas di dalam ekosistem
danau terdiri dari komunitas tumbuhan ataupun hewan litoral, komunitas
organisme bentik, dan komunitas ikan.
- Keanekaragaman Jenis ( Populasi )
Keanekaragaman jenis mengacu pada banyaknya spesies
yang terdapat di dalam marga. Faktor yang berpengaruh terhadap keanekaragaman
jenis adalah pembatas kehidupan yang berupa tekanan dan gangguan yang dapat
berupa faktor fisik, kimiawi, kompetisi antar individu dalam spesies atau antar
individu dalam spesies yang berbeda. Pada tingkat jenis pola sebaran tumbuhan
dapat menyebar secara luas ke seluruh bagian dunia.
2.2. KEANEKARAGAMAN HEWAN
DI INDONESIA
Jenis-jenis
hewan yang ada di Indonesia diperkirakan berjumlah sekitar 220.000 jenis yang
terdiri atas lebih kurang 200.000 serangga (± 17% fauna serangga di dunia),
4.000 jenis ikan, 2.000 jenis burung, serta 1.000 jenis reptilia dan
amphibia.Pembagian fauna menjadi dua kelompok didasarkan pada adanyaPaparan
Sunda dan Paparan Sahul menjadi lebih jelas lagi daripadapembagian flora. Di
sini dapat ditarik garis pemisah yang lebih jelasyang disebut garis Wallace
(ditemukan oleh Alfred Russel Wallace).Beberapa jenis hewan, seperti ikan tawar
dari kelompok timur dan baratpenyebarannya tidak pernah bertemu. Akan tetapi,
ada pula hewan-hewan, seperti burung, amphibia, dan reptilia yang sering kali
antarapenyebaran kelompok timur dan barat saling tumpang-tindih. Paparan
Sunda sangat
kaya akan berbagai jenis mamalia dan burung; diperkirakan di kawasan ini
terdapat ratusan jenis burung dan 70% di antaranya merupakan penghuni hutan
primer darat; keanekaragaman ini jauh lebih tinggi daripada di Afrika.
Indonesia terbagi menjadi dua zoogeografi yang dibatasi oleh garis Wallace.
Garis Wallace membelah Selat Makassar menuju ke selatan.
Hingga ke Selat
Lombok. Jadi, garis Wallace memisahkan wilayah Oriental (termasuk Sumatra,
Jawa, Bali, dan Kalimantan) dengan wilayah Australia (Sulawesi, Irian, Maluku,
Nusa Tenggara Barat, dan NusaTenggara Timur).
Penelitian
selanjutnya dilakukan oleh Weber, seorang ahli zoologi dari Jerman. Menurut
Weber, hewan-hewan yang ada di Sulawesi tidak semuanya tergolong kelompok hewan
Australia karena ada juga yang memiliki sifat-sifat Oriental sehingga Weber
berkesimpulan bahwa hewan-hewan Sulawesi merupakan hewan peralihan. Weber
kemudian membuat garis pembatas yang berada di sebelah timur Sulawesi memanjang
ke utara menuju Kepulauan Aru yang kemudian dikenal dengan nama garis Weber.
Sebagai bukti, Sulawesi merupakan wilayah peralihan, contohnya, di Sulawesi
terdapat Oposum dari Australia dan kera Macaca dari Oriental.
Fauna daerah
Oriental yang meliputi Sumatra, Jawa, dan Kalimantan serta pulau-pulau di
sekitarnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Banyak spesies mamalia berukuran besar,
seperti badak, gajah,banteng, dan harimau. Terdapat pula mamalia berkantung,
tetapijumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada.
b. Terdapat berbagai macam kera, terutama
di Kalimantan yang palingbanyak memiliki primata, misalnya, orang utan, kukang,
danbekantan.
c. Burung-burung yang dapat berkicau,
tetapi warnanya tidak seindah
burung
Australia, misalnya, jalak bali (Leucopsar rothschildi), murai (Myophoneus
melurunus), ayam hutan berdada merah (Arborphilahyperithra), dan ayam pegar
(Lophura bulweri).
Fauna daerah
Indonesia bagian timur, yaitu Irian, Maluku, dan NusaTenggara relatif sama
dengan Australia. Ciri-ciri yang dimilikinya adalahsebagai berikut :
a. Mamalia berukuran kecil. Di Irian dan
Papua terdapat kurang lebih110 spesies mamalia, misalnya, kuskus (Spilocus
maculates) danOposum. Di Irian juga terdapat 27 hewan pengerat (rodensial),dan
17 di antaranya merupakan spesies endemik.
b. Banyak hewan berkantung. Di Irian dan
Papua banyak ditemukanhewan berkantung, seperti kanguru (Dendrolagus ursinus).
c. Tidak terdapat spesies kera. Spesies
kera tidak ditemukan didaerah Australia, tetapi di Sulawesi ditemukan banyak
hewanendemik, misalnya, primata primitif Tarsius spectrum, musang .
(Macrogalida musschenbroecki), babirusa, anoa, maleo, dan beberapa jenis kupu-
kupu.
d. Jenis burung berwarna indah dan
beragam. Papua memiliki koleksiburung terbanyak dibandingkan pulau-pulau lain
di Indonesia, kirakira320 jenis, dan setengah di antaranya merupakan
spesiesendemik,misalnya, burung cenderawasih.
Setelah membaca uraian tentang
keanekaragaman hayati, apa yang harus kita lakukan untuk menjaga dan
melestarikan ciptaan Tuhan tersebut? Pertama, kita harus bersyukur kepada Tuhan
karena beragamnya kekayaan hayati yang ada di Indonesia. Kedua, kita harus
bangga hidup di negara yang memiliki kekayaan hayati. Ketiga, kita harus
menjaga dan memelihara keasliannya. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa
manusia memiliki sifat yang dapat memengaruhi keanekaragaman hayati.
2.3. KEANEKARAGAMAN
MIKROORGANISME (PROTISTA) DI INDONESIA
Mikroorganisme merupakan jasad
hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Setiap sel tunggal mikroorganisme
memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat
mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya.
Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena
mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar
sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan memybebkan
terjadinya konversi yzat yang tinggi pula. Akan tetapi,karena ukurannya yang
kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan.
Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk
persediaan. Enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk pengolahan bahan makanan
akan diproduksi bila makanan tersebut sudah ada (Kusnadi dkk, 2003).
Mikroorganisme ini juga tidak
memerlukan tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat
pembiakannya relatif cepat. Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap
mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun
yang menguntungkan (Darkuni, 2001).
Mikroorganisme merupakan suatu
kelompok organisme yang tidak dapat dilihat dengan menggunakan mata telanjang,
sehingga diperlukan alat bantu untuk dapat melihatnya seperti mikroskop, lup
dan lain-lain. Cakupan dunia mikroorganisme sangat luas, terdiri dari berbagai
kelompok dan jenis, sehingga diperlukan suatu cara pengelompokan atau
pengklasifikasian.
Ciri-ciri utama dari suatu
mikroorganisme dikelompokan sebagai berikut :
1.
Morfologi
Mikroba pada umumnya sangat kecil, ukurannya
dinyatakan dalam mikrometer.
Oleh karena ukurannya yang kecil diperlukan mikroskop untuk melihat mikroba. Mikroskop yang digunakan tergantung pada kecermatan yang diinginkan oleh peneliti.
Oleh karena ukurannya yang kecil diperlukan mikroskop untuk melihat mikroba. Mikroskop yang digunakan tergantung pada kecermatan yang diinginkan oleh peneliti.
2.
Sifat Kimiawi
Sel terdiri dari berbagai bahan
kimia. Bila sel mikroba diberi perlauan kimiawi, maka sel ini memperlihatkan
susunan kimiawi yang spesifik. Sebagai contoh, bakteri Gram negatif memiliki
lipopolisakarida dalam dinding selnya, Sedangkan bakteri Gram positif tidak.
Sebaliknya pada banyak bakteri Gram positif terdapat asam teikoat. Bahan kimia
ini tidak ditemukan pada gram negatif. Dinding sel fungsi dan algae berbeda
dari bakteri. Pada kelompok virus, pembagian dilakukan berdasaran asam inti
yang dikandung, apakah merupakan DNA atau RNA.
3.
Sifat Biakan
Zat hara yang diperlukan oleh
setiap mikroorganisme berbeda ada mikroorganisme yang hanya dapat hidup dan
tumbuh bila diberikan zat hara yang kompleks (serum, darah). Sebaliknya ada
pula yang hanya memerlukan bahan inorganik saja atau bahan organik (asam amino,
karbohidrat, purin, pirimidin, vitamin, koenzim) selain itu beberapa
mikroorganisme hanya dapat tumbuh pada sel hidup, berupa inang, telur,
bertunas, biakan jaringan.
4.
Sifat Metabolisme
Proses kehidupan dalam sel
merupakan suatu rentetan reaksi kimiawi yang disebut metabolisme. Berbagai
macam reaksi yang terjadi dalam metabolisme dapat digunakan untuk mencirikan
mikroorganisme.
5.
Sifat Antigenik
Bila mikroorganisme masuk kedalam
tubuh, akan terbentu antibodi yang mengikat antigen. Antigen merupakan bahan
kimia tertentu dari sel mikroba. Antibodi ini bersifat sangat spesifik terhadap
antigen yang menginduksinya. Oleh karena mikroorganisme memiliki antigen yang
berbeda, maka antibodi dapat digunakan untuk mencirikan (rapid indentification)
terhadap mikroorganisme. Reaksi ini sangat sepesifik sehingga dapat disebut
sebagai lock and key system.
6.
Sifat Genetik
DNA kromosomal mikroorganisme
memiliki bagian yang konstan dan spesifik bagi mikroorganisme tersebut sehingga
dapat digunakan untuk pencirian mikroorganisme.
7.
Patogenitas
Mikroba dapat menimbulkan penyakit,
kemampuannya untuk menimbulkan penyakit merupakan ciri khas mikroorganisme
tersebut selain itu terdapat pula bakteri yang memakan bakteri lainnya
(Bdellovibrio) dan virus (bakteriofag)yang menginfesi dan menghancurkan
bakteri.
8.
Sifat Ekologi
Habitat merupakan sifat yang
mencirikan mikroorganisme. Mikroorganisme yang hidup di lautan berbeda dengan
air tawar. Mikroorganisme yang terdapat dalam rongga mulut berbeda dengan saluran
pencernaan.
Beberapa
jenis makanan dan minuman tradisional Indonesia dalam proses pembuatannya
melibatkan mikroorganisme.Jamur Saccharomyces sp sangat diperlukan dalam
fermentasiminuman beralkohol. Demikian pula jenis Aspergillus spmembantu
proses fermentasi tape. Beberapa jenis jamur dan bakteri juga menghasilkan
antibiotika. Pembuatan susu asam(yoghurt) maupun nata (sejenis jeli) untuk campuran
minumanjuga melibatkan bakteri. Dalam rekayasa genetika pun keterlibatan
mikroorganisme tidak dapat diabaikan. Pembuatan insulin sintetis membutuhkan
bakteri sebagai plasmid. Demikian juga dalam proses degradasi sampah kehadiran
mikroorganisme pengurai sangat diperlukan. Dalam bidang pertanian beberapa
bakteri pengikat nitrogen sangat membantu meningkatkan kesuburan tanah. Di
bidang industri logam beberapa jenis bakteri membantu proses pemurnian bijih
besi. Dengan demikian mikroorganisme merupakan salah satu kekayaan sumber daya
alam hayati yang vital bagi kehidupan. Sebagian wilayah daratan Indonesia
merupakan kawasan hutan, mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan hingga Papua
terdapat kawasan hutan. Meski dari waktu ke waktu terjadi penciutan kawasan
hutan, tidak dapat dipungkiri bahwa hutan merupakan potensi sumber daya alam
hayati yang teramat penting.
Mikroorganisme terdapat
di berbagai tempat seperti tanah, debu, air, udara, kulit dan selaput lendir.
Mikroorganisme dapat berupa bakteri, fungi, protozoa dan lain-lain.
Mikroorganisme mudah terhembus udara dan menyebar ke mana-mana karena ukuran
selnya kecil dan ringan. Metode untuk mencirikan mikroorganisme menurut Pelczar
dan Chan (1988) disajikan pada tabel 1. Cendawan yang sering ditemukan berasal
dari kelas Zigomycetes, Ascomicetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes, dengan
ciri-ciri disajikan pada tabel 2.
Tabel 1. Metode
Pencirian Mikroorganisme
Ciri
khas
|
M
e t o d e
|
Morfologi
|
Pengamatan
spesimen dengan bantuan mikroskop cahaya atau elektron, baik diwarnai atau
tidak.
Teknik
mikroskop elektron memungkinkan pengamatan irisan ultra tipis sel-sel mikrobia.
|
Nutrisi
|
Penentuan
substansi kimiawi dan keadaan fisik yang khusus (suhu, cahaya, gas) yang
diperlukan untuk
menunjang
pertumbuhan mikroorganisme
|
Kultur
|
Penentuan
tanpang pertumbuhan mikrobia pada berbagai macam medium laboratorium, baik
yang cair
maupun yang
padat
|
Metabolik
|
Identifikasi
dan pengukuran perubahan kimiawi yang dilakukan dan hanya untuk mengetahui
apakah
mikroorganisme
menyebabkan perubahan kimia pada suatu substansi khusus atau tidak
|
Susunan
antigen
|
Perincian
mikroorganisme terutama bakteri dan virus, dengan penelaahan antigen,
substansi kimiawi
yang ada pada
permukaannya. Antigen adalah substansi kimiawi suatu mikroorganisme yang
apabila
disuntikkan
pada hewan akan memulai pembentukan substansi kimiawi berupa antibodi yang dapat
diidentifikasi
dengan prosedur laboratoris. Antigen dan antibodi merupakan bagian dari
sistem
imunologis
yang kompleks.
|
Susunan
kimiawi
|
Penentuan
susunan kimiawi berbagai komponen sel. Pelbagai teknik tersedia untuk
memecahkan sel
dan untuk
mengisolasi komponen-komponen sel yang khusus dari campuran yang diperoleh
seperti
fragmen
dinding sel, bahan nukleus dan membran
|
Sifat
Patogeni
|
Penentuan
potensi suatu biakan mikarobe untuk menimbulkan penyakit dilakukan dengan
menginokulasi
hewan atau tumbuhan dengan biakan murni mikroorganisme yang bersangkutan
|
Tabel 2. Ciri-ciri
utama cendawan
Ciri-ciri
|
Kelas
|
|||
Zygomycetes
|
Ascomycetes
|
Basidiomycetes
|
Deuteromycetes
|
|
Miselium
|
Aseptat/
senositik
|
Septat
|
Septat
|
Septat
|
Spora aseksual
|
Sporangiospora
atau
konidia
|
Konidia
|
Konidia
|
Konidia
|
Spora seksual
|
Zigospora,
Oospora
|
Askospora
|
Basidio-spora
|
Tidak
diketahui
|
Habitat
alamiah
|
Air, tanah,
hewan
|
Tanah,
tumbuhan,
hewan
|
Tanah,
tumbuhan
|
Tanah,
tumbuhan,
hewan
|
2.4. MANFAAT KEANEKARAGAMAN
HAYATI
- Penghasil SDA Hayati
- Sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, rekreasi dan wisata
- Manfaat dari aspek sosial dan budaya masyarakat
2.5. PENYEBAB HILANGNYA
KEANEKARAGAMAN HAYATI
1. Hilangnya
habitat adalah menyusutnya materi pada tempat yang sesuai (cocok) untuk hidup.
2.
Degradasi habitat adalah
kerusakan habitat karena polusi, misalnya hujan asam, efekrumah kaca.
3. Eksploitasi
secara berlebihan.
4.
Industrialisasi Kehutanan dan perikanan.
5.
Perubahan Iklim Global.
2.6. CARA MELESTARIKAN
KENEKARAGAMAN HAYATI
Melalui
Konservasi
- Cagar alam yaitu kawasan suaka alam yang memiliki tumbuhan, hewan, ekosistem yang khas sehingga perlu dilindungi. Contoh cagar alam : Cagar Alam Hutan Pinus janthoi di Aceh, Cagar Alam Lembah Anai di Sumbar
- Suaka margasatwa yaitu kawasan suaka alam yang memiliki ciri khas berupa keanekaragaman dan keunikan jenis satwa (hewan) yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.
- Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang memiliki ekosistem asli yang dikelola dengan sistem zonasi. Taman ini biasanya dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budi daya, pariwisata, dan rekreasi alam.
BAB 3
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Makhluk hidup di dunia
ini sangat beragam. Keanekaragaman makhluk hidup tersebut disebut dengan
sebutan keanekaragaman hayati atau biodiversitas. Setiap sistem lingkungan
memiliki keanekaragaman hayati yang berbeda. Keanekaragaman hayati ditunjukkan
oleh adanya berbagai variasi bentuk, ukuran, warna, dan sifat-sifat dari
makhluk hidup lainnya.
Keanekaragaman hayati
disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Terdapat
interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan dalam mempengaruhi sifat
makhluk hidup.
Kegiatan manusia dapat
menurunkan keanekaragaman hayati, baik keanekaragaman gen, jenis maupun
keanekaragaman lingkungan. Namun di samping itu, kegiatan manusia juga dapat
meningkatkan keanekaragaman hayati misalnya penghijauan, pembuatan taman kota,
dan pemuliaan.
3.2 SARAN
Pemanfaatan
keanekaragaman hayati bagimasyarakat harus secara berkelanjutan. Yang dimaksud
dengan manfaat yang berkelajutan adalah manfaat yang tidak hanya untuk generasi
sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
Darkuni, M. Noviar. 2001. Mikrobiologi. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Malang: JICA.
Pelczar, M.J. dan E.C.S. Chan.
1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
2 komentar :
Halo...Mbak Siska kuliah di Bio Undip juga, ya? Saya dulu juga kuliah di Bio Undip, tapi tahun jadul, 1992... Bio Undip sekarang kayak, apa, ya?
halo ka sandra, iya kak, wah sekarang bagaimana kabarnya? oh gitu ya kak sekarang angkatan 2013 berjumlah 135 sedangkan angkatan saya 124 :) kalu biologi undip dulu bagaiman ya kak
Posting Komentar