FUNGSI
EKOSISTEM: ALAMI DAN BUATAN
&
ALIRAN ENERGI
DAN MATERI DALAM EKOSISTEM
MAKALAH
Disusun untuk
memenuhi Tugas Kelompok
pada Mata Kuliah
Biologi Umum II Semester Kedua
yang diampu oleh
Dr. Nanik Heru Suprapti, M.Si
oleh:
1.
Fitri Kusuma
Astuti 24020112130056
2.
Widi Hastuti 24020112130058
3.
Ni Putu Tasya
Savitri 24020112140059
4.
Wilda Marta Lola 24020112140060
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan karunia-Nya, penyusun masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan tugas Makalah Biologi Umum II ini. Makalah ini disusun agar
menambah wawasan pembaca mengenai “Fungsi Ekosistem: Alami dan Buatan, Aliran
Energi dan Materi dalam Ekosistem”. Penyusun menyajikan makalah ini berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan
persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Biologi Umum II di Fakultas
Sains dan Matematika Universitas Diponegoro.
Dalam penulisan makalah ini penyusun menyampaikan ucapan
terima kasih yang tak terhingga kepada:
- Ibu Dr. Nanik Heru Suprapti, M.Si, selaku dosen pengampu pada mata kuliah Biologi Umum II.
- Rekan-rekan semua yang mengikuti perkuliahan Biologi Umum II.
- Keluarga yang selalu mendukung penyusun.
- Semua pihak yang ikut membantu penyusunan Makalah “Fungsi Ekosistem: Alami dan Buatan, Aliran Energi dan Materi dalam Ekosistem”, yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa dan semua yang membaca makalah
ini serta mudah-mudahan dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Dalam
penyusunan makalah ini penyusun merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki penyusun. Penyusun
mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dalam makalah selanjutnya.
Semarang,
19 April 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………….. i
Kata Pengantar………………………………………………………….. ii
Daftar Isi………………………………………………………………… iii
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………….. 2
1.3 Tujuan……………………………………………………... 2
BAB
II FUNGSI EKOSISTEM: ALAMI DAN BUATAN & ALIRAN
ENERGI
DAN MATERI DALAM EKOSISTEM.................................... 6
2.1 Pengertian
Ekosistem............................................................. 6
2.2 Ekosistem Alami....................................................................... 5
2.3 Ekosistem
Buatan................................................................... 8
2.4
Pengertian Aliran Energi dan Materi dalam ekosistem ......... 17
BAB IV
PENUTUP.....................………………………………………. 26
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………........... 27
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Dewasa ini, makhluk hidup semakin
banyak dan beranekaragam jenisnya, terutama pada hewan dan tumbuhan. Keunggulan
bioteknologi juga mempengaruhi perkembangan dari bertambah banyaknya varian
dari makhluk hidup tersebut. Keberagaman makhluk hidup tentu saja tidak
menghilangkan keterkaitan atau hubungan timbal balik berupa interaksi antara
makhluk hidup dengan lingkungannya, atau sebaliknya. Maka dari itu, dalam
kehidupan ini akan terus berlangsung interaksi antara makhuluk hidup (sebagai
komponen biotik) dengan lingkungannya (sebagai komponen abiotik). Maka
terjalinlah suatu keterkaitan yang disebut dengan ekosistem.
Ekosistem merupakan suatu sistem
yang terbentuk oleh adanya hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan
lingkungannya. Maka, ekosistem adalah kesatuan tatanan antara segenap komponen
biotik maupun abiotik yang saling memengaruhi. Di dalam ekosistem terdapat
berbagai komponen, ada komponen biotik dan abiotik, kemudian dalam komponen
biotik terdapat pembagian organiseme, yakni organisme autotrof dan organisme
heterotrof. Ekosistem tersusun disebabkan oleh adanya individu, kemudian
populasi, dan komunitas, yang kemudian sekelompok organisme tersebut
berinteraksi dengan lingkungannya. Ekosistem kemudian dibagi lagi berdasarkan
lingkup alami dan buatan. Masih banyaknya sumber daya manusia yang tidak
mengetahui perbedaan ekosistem alami dan ekosistem buatan, menyebabkan
kurangnya perhatian manusia terhadap lingkungannya yang begitu banyak memiliki
keanekaragaman.
Di dalam ekosistem juga dijelaskan
mengenai aliran energi yang diperoleh oleh makhluk hidup, mulai dari produsen
menuju konsumen 1, konsumen 2, dan lain sebagainya, yang terkadang tidak
diketahui oleh manusia. Jika salah satu makhluk hidup yang terdapat dalam
rantai makanan tersebut punah, dapat memberikan efek yang fatal terhadap
konsumen berikutnya, hal inilah yang masih kurang terpublikasi sehingga membuat
manusia cenderung sembarangan dalam memanfaatkan makhluk hidup yang ada di
sekitarnya. Oleh sebab itu, penyusun berusaha untuk menjelaskan secara detil
mengenai fungsi ekosistem alami dan ekosistem buatan serta aliran energi dan
materi dalam ekosistem, agar dapat membantu menambah wawasan kita supaya bisa
lebih bersahabat dengan lingkungannya.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah,
masalah–masalah yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Ekosistem?
1.2.2 Apa itu Ekosistem Alami beserta fungsinya?
1.2.3 Apa itu Ekosistem Buatan beserta fungsinya?
1.2.4 Apa yang dimaksud dengan Aliran Energi dan
Materi dalam Ekosistem?
1.2.5 Bagaimana proses yang terjadi pada Aliran
Enegri dan Materi dalam Ekosistem?
1.3 TUJUAN
Penulisan
Makalah ini bertujuan:
1.3.1 Memberikan informasi tentang pengertian
ekosistem.
1.3.2 Memberikan informasi tentang ekosistem alami
beserta fungsinya.
1.3.3
Memberikan informasi tentang ekosistem buatan beserta fungsinya.
1.3.4
Memberikan informasi tentang pengertian aliran energi dan materi dalam
ekosistem.
1.3.5 Memberikan
informasi tentang proses yang terjadi pada aliran energi dan materi
dalam ekosistem.
BAB II
FUNGSI EKOSISTEM: ALAMI DAN BUATAN,
ALIRAN
ENERGI DAN MATERI DALAM EKOSISTEM
2.1
Pengertian Ekosistem
Organisme
hidup di dalam sebuah sistem yang ditopang oleh berbagai komponen yang saling
berhubungan dan saling berpengaruh. Sistem inilah yang disebut dengan
ekosistem. Ekosistem adalah tempat dimana terjadinya proses saling interaksi
dan ketergantungan antara makhluk hidup sebagai komponen biotik, dengan lingkungan hidupnya yang
merupakan komponen abiotik. Ekosistem dipelajari dalam salah satu cabang ilmu
biologi yaitu ekologi. Ekologi berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos
yang berarti tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Pembahasan
ekologi tak bisa lepas dari ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya,
yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik sendiri adalah
seluruh makhluk hidup di bumi yang mencakup individu, populasi, dan komunitas.
Sedangkan komponen abiotik adalah faktor-faktor yang bukan makhluk seperti
faktor fisik dan kimia. Contoh dari komponen abiotik antara lain air, suhu, sinar
matahari, tanah, dan angin (Iwak Pithik, 2012).
Menurut
Budiyanto (2013), ekosistem adalah
suatu sistem yang terbentuk oleh adanya hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dan lingkungannya. Dalam arti lain, ekosistem adalah kesatuan tatanan
antara segenap komponen biotik maupun abiotik yang saling memengaruhi.
Berdasarkan pengertian tersebut, suatu ekosistem terbentuk oleh komponen hidup
(biotik) dan tidak hidup (abiotik) yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan
yang teratur. Keteraturan tersebut terjadi karena adanya arus materi dan energi
yang terkendali oleh adanya arus transportasi dan transformasi antar komponen
dalam ekosistem. Setiap komponen memiliki fungsi (relung) tertentu. Selama
setiap komponen tetap melakukan fungsinya dan bekerjasama dengan baik,
keteraturan ekosistem akan tetap terjaga. Berdasarkan
fungsi dan aspek penyusunannya, ekosistem dapat dibedakan
menjadi dua komponen, yaitu sebagai berikut:
a. Komponen Abiotik,
yaitu komponen yang terdiri atas bahan-bahan tidak hidup (nonhayati), yang
meliputi komponen fisik dan kimia, seperti tanah, air, matahari, udara, dan
energi. Menurut Prayoga (2011), Bagian dari komponen abiotik adalah ;
1] Tanah.
1] Tanah.
Sifat-sifa fisik tanah yang berperan dalam
ekosistem meliputi tekstur,kematangan,
dan kemapuan
menahan air.
2] Air.
Hal-hal
penting pada air yang mempengaruri kehidupan makhluk hidup adalah suhu
air, kadar mineral air, salinitas, arus air, penguapan, dan kedalaman air.
3] Udara.
Udara
merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas. Gas itu berbentuk atmosfer yang melingkupi makhluk hidup. Oksigen,
karbon dioksida,dan nitrogen merupakan
gas yang paling pentung bagi kehidupan makhluk hidup.
4] Cahaya matahari
Cahaya
matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi ini. Namun demikian,penyebara cahaya di bumi belum
merata. Oleh karena itu, organisme
harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang intensitas dan kualitas cahayanya berbeda.
5] Suhu atau temperatur.
Setiap
makhluk hidup memerlukan suhu optimum untuk kegiatan metabolisme dan perkembangbiakannya.
b. Komponen Biotik,
yaitu komponen yang terdiri atas bahan-bahan yang bersifat hidup yang meliputi
organisme autotrof dan heterotrof.
a) Organisme Autotrof adalah semua organisme yang mampu membuat atau mensintesis
makanannya sendiri, berupa bahan organik dan bahan-bahan anorganik dengan
bantuan energi matahari melalui proses fotosintesis. Semua organisme yang
mengandung klorofil terutama tumbuhan hijau daun disebut organisme autotrof.
b)
Organisme
Heterotrof adalah semua organisme
yang tidak dapat membuat makanannya sendiri, akan tetapi meman faat kan
bahan-bahan organik dari organisme lainnya sebagai bahan makanannya.
Organisme heterotrof terdiri atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1) Produsen
Menurut Prayoga (2011), semua produsen dapat menghasilkan makanannya sendiri sehingga disebut organisme autotrof. Sebagai produsen, tumbuhan hijau mnghasilkan makanan (karbohidrat) melalui proses fotosintesis. Makanan dimanfaatkan oleh tumbuhan itu sendiri maupun makhluk hidup lainnya. Dengan demikian produsen merupakan sumber energi utama bagi organisme lain, yaitu konsumen.
Menurut Prayoga (2011), semua produsen dapat menghasilkan makanannya sendiri sehingga disebut organisme autotrof. Sebagai produsen, tumbuhan hijau mnghasilkan makanan (karbohidrat) melalui proses fotosintesis. Makanan dimanfaatkan oleh tumbuhan itu sendiri maupun makhluk hidup lainnya. Dengan demikian produsen merupakan sumber energi utama bagi organisme lain, yaitu konsumen.
2) Konsumen,
yaitu organisme heterotrof yang secara langsung
memakan organisme lain, seperti manusia dan hewan. Menurut Prayoga (2011),
berdasarkan jenis makanannya, konsumen di kelompokkan sebagai berikut:
a] Pemakan tumbuhan [herbivora], nisalnya kambing,
kerbau, kelinci dan sapi.
b] Pemakan daging [karnivora], misalnya harimau,burung elang,dan serigala,
c] Pemakan tumbuhan dan daging [omnivora], misalnya ayam, itik, dan orang hutan.
d.] Pengurai [dekomposer].
b] Pemakan daging [karnivora], misalnya harimau,burung elang,dan serigala,
c] Pemakan tumbuhan dan daging [omnivora], misalnya ayam, itik, dan orang hutan.
d.] Pengurai [dekomposer].
3) Pengurai (perombak
atau dekomposer), yaitu organisme heterotrof yang mendapatkan makanan
berupa bahan organic dengan cara merombak sisa-sisa organisme mati atau produk
dari organisme hidup, seperti bakteri dan jamur;
4) Detritivor,
yaitu organisme heterotrof yang memakan partikel-partikel organik atau remukan
jaringan organik yang telah membusuk, seperti cacing tanah, siput, dan tripang.
2.2 Ekosistem
Alami
Ekosistem alami
adalah ekosistem yang terbentuk secara alami misalnya danau, rawa, hutan.
Ekosistem alami dapat dibedakan lagi kedalam beberapa jenis ekosistem, yaitu
ekosistem darat, air tawar, air laut, dan pantai. Ekosistem darat di bedakan
atas beberapa bioma seperti gurun, padang rumput, hutan basah, hutan gugur,
taiga dan tundra. Ekosistem air tawar dibedakan atas danau, rawa, dan sungai.
Ekosistem Darat
dibedakan atas :
1) Bioma gurun
Beberapa
Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan
dengan padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan
rendah (25 cm/tahun). Suhu siang hari tinggi (bisa mendapai 45C) sehingga
penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai
0C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang
terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan
menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki
akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di
gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
2) Bioma padang
rumput
Bioma ini
terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik.
Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun
tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air)
cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang
keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa,
anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.
3) Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan
Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar;suhu sepanjang hari sekitar 25C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar;suhu sepanjang hari sekitar 25C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
4) Bioma hutan
gugur
Bioma hutan
gugur terdapat di daerah beriklim sedang,
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
5) Bioma Taiga
Bioma taiga
terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik.
Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan
yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak
dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam,
ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
6) Bioma tundra
Bioma tundra
terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan
terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini
hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken,
tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya,
tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin. Hewan yang hidup di
daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya
berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal,
contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan
lalat hitam.
Ekosietm air laut
dibedakan atas :
a. Ekosistem air laut
berdasarkan daya tembus sinar matahari kedalam air laut, dibedakan atas
:
1) Fotik, merupakan daerah yang masih mendapat sinar
matahari.
2) Afotik, merupakan daerah yang tidak mendapat sinar
matahari.
b. Ekosistem laut secara fisik dibedakan :
1) Daerah litoral, adalah daerah yang berbatasan dengan
darat. Radiasi matahari,
variasi temperatur dan salinitas mempunyai pengaruh yang lebih berarti untuk
daerah ini dibandingkan dengan daerah laut lainnya. Biota yang hidup di daerah
ini antara lain: ganggang yang hidup sebagai bentos, teripang, binatang laut,
udang, kepiting, cacing laut.
2) Daerah neritik, adalah daerah yang dalamnya ± 200 m
dari permukaan laut. Daerah ini masih dapat tertembus cahaya matahari. Biota yang hidup di daerah ini adalah plankton,
nekton, neston dan bentos.
3)
Daerah batial,
adalah daerah yang kedalamannya mencapai 200-15000 m dari permukaan laut.
Daerah ini mendapat sedikit cahaya. Daerah ini sudah tidak
ada produsen. Hewannya berupa nekton.
4) Daerah abisial, adalah daerah yang kedalamannya
lebih dari 1500 meter. Daerah ini
tidak tertembus oleh cahaya matahari.
Daerah ini gelap sepanjang masa, tidak terdapat produsen.
c. Ekosistem pantai dibedakan atas beberapa
formasi-formasi adalah tumbuhan yang cocok untuk habitat tertentu. Formasi yang
membentuk ekosistem dibedakan atas :
1) Hutan Mangrove
Vegetasi utamanya adalah bakau, bogem dan kayu api.
2) Formasi Pes caapre
Vegetasi yang utama adalah telapak kambing, rumput
angin
3) Formasi barringtonia
Vegetasi utama selain keben dan butun terdapat pula
ketapang, pandan dan bakung.
Penjelasan selengkapnya mengenai beberapa ekosistem
pantai :
a) Ekosistem pantai pasir
Ekositem pantai pasir merupakan zona litoral yang terkena ombak terus menerus dan terpaan cahaya matahari selama 12 jam.Pantai berpasir hampir tidak ada kehidupan. Pantai berpasir merupakan komponen penting lingkungan pesisir sebagai :
1.
Penghalang
terdapat erosi pantai
2.
Tempat
rekreasi
3.
Habitat
berbagai jenis burung, penyu, ikan dan berbagai invertebrata.
Vegetasinya membentuk formasi :
1) Formasi Prescaprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuhan yang tumbuh digundukan pasir adalah Ipomoea Pes Caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin,tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex Littorium (rumput angin), Vigna.
2) Formasi Baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina. Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera. Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.
Sebagian besar pantai di wilayah tropis adalah pantai berpasir.Pantai pasir secara ekologis sangat penting sebagai habitat beberapa organisme,termasuk kepiting dan burung,dan beberapa lokasi sebagai tempat lahirnya penyu.Pantai berpasir ini dapat memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena beberapa tempat di pantai ini dijadikan tempat rekreasi yang penting.Pantai berpasir ini juga banyak digunakan oleh perahu-perahu ikan dan beberapa aktivitas perikanan sebagai landasan (base) atau lokasi kegiatan.Minyak umumnya akan terakumulasi pada permukaan sendimen antar-pasang-surut dan dapat menimbulkan dampak pada organisme termasuk burung-burung dan penyu-penyu yang mendarat di daerah pantai ini.
Minyak juga dapat masuk ke dalam lapisan bawah permukaan, tingkat penetrasi ini dipengaruhi oleh ukuran butir sedimen, tingkat penterasi air, kekentalan minyak, dan keberadaan lubang jejak-jejak jalan kepiting atau cacing.
Penetrasi minyak ke dalam pasir kuarsa lebih besar dibanding pasir halus, sementara kemungkinan penetrasi minyak ke dalam sedimen yang memiliki lubang jalan air lebih kecil dibanding sedimen yang kering. Minyak ringan dapat melakukan penetrasi dengan mudah, sedang minyak yang kental cenderung tetap berada pada permukaan.
Minyak yang masuk ke dalam lubang jejak-jejak jalan kepiting atau cacing dapat mengakibatkan dampak kematian pada kepiting atau cacing yang hidup dalam lubang-lubang tersebut. Minyak yang tetap berada pada atau sekitar permukaan pasir dan minyak yang terkena aksi gelombang yang besar tidak akan tinggal pada pantai berpasir dalam jangka waktu lama, namun minyak yang berada di lapisan bawah pemrukaan dapat tetap tinggal hingga beberapa tahun, kecuali dibersihkan secara mekanis.
Sedimen minyak yang terangkat dari permukaan pantai berpasir oleh aksi gelombang dapat terbawa dan terendapkan pada kawasan yang lebih kearah lepas pantai, dimana minyak dapat memberi dampak pada organisme di dasar perairan. Kandungan minyak hidrokarbon pada daging kerang telah terdeteksi dari beberapa kasus tumpahan minyak, khususnya pada kawasan teluk yang landai.
Dampak ini cenderung tidak terjadi pada pantai yang terbuka, dimana sedimen terkontaminasi minyak dapat tersebar dan terendapkan dalam lingkungan kawasan yang lebih luas.
Karakteristik Pantai Pasir
1. Kebanyakan terdiri dari kwarsa dan
feldspar,bagian yang paling banyak dan paling keras sisa-sisa pelapukan batu di
gunung.
2. Dibatasi didaerah diamana gerakan
air yang kuat mengangkut partikel-partikel yang halus dan ringan. Total bahan
organik dan organisme yang hidup di pantai berpasir jauh lebih sedikit
dibanding dengan jenis pantai lainnya.
Pantai berpasir dinominasikan oleh 3
invertebrate :
1.
Cacing
Polikaeta
2.
Mollusca
Bivalvia
3.
Rustacea
Fungsinya:
1.
Tempat
beberapa biota meletakan telurnya
2.
Tidak dapat
menahan air dengan baik karena sendimennya yang kasar akibatnya lapisan
permukaannya menjadi kering sampai sedalam beberapa cm diatas pantai yang
terbuka terhadap matahari pada saat pasang surut.
Parameter lingkungannya:
1.
Pola arus
yang akan mengangkut pasir yang halus
2.
Gelombang
yang akan melepaskan energinya dipantai
3.
Angin yang
juga merupakan pengangkut pasir
Asosiasi Fauna
Dua kelompok ukuran organism yang bias beradaptasi di daerah pantai pasir :
1.
Organisme
Infauna makro (berukuran 1-10 cm),yang mampu menggali liang didalam
pasir.
2.
Organisme
Meiofauna mikro (berukuran 0,1-1 mm),yang hidup diantara butiran pasir di ruang teristitial
b)
Ekosistem Pantai Berlumpur
Pantai berlumpur merupakan tempat dimana beberapa organisme berlindung,bertelur dan membesarkan anak.Merupakan juga area yang kaya nutrisi banyak jenis tumbuhan marin dan pantai.
Pantai berlumpur banyak terdapat di
kawasan yang landai dan sering berasosiasi pada hutan manggrove dan lamun.
Ekosistem Pantai Lumpur terbentuk dari pertemuan antara endapan lumpur sungai
dan laut yang berada di muara sungai dan sekitarnya.Apabila sungainya
besar,lumpur tersebut membentang luas hingga menjorok ke laut.Ekosistem pantai
lumpur yang terdapat di muara disebut Monsun Estuaria.Habitatnya berbagai jenis
ikan gelodok.Komunitas tumbuhannya adalah Tricemia,Skeratia dan Enhalus
Acoroides (rumput laut).Hewan-hewan ini memiliki nilai ekonomi yang
tinggi.Biasanya ekosistem ini kita temui pada sungai-sungai lebar seperti di
Pulau Kalimantan,Irian Jaya,Sumatra dan Jawa. Salah satu contoh ekosistem pasir
berlumpur adalah hutan mangrove.
Hutan mangrove merupakan komunitas
vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang
mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur.
Ekosistem mangrove merupakan ekosistem yang kaya dan menjadi salah satu
sumberdaya yang produktif.
Hutan mangrove sebagai salah satu
sumberdaya kelautan mempunyai peranan yang cukup panting. Secara ekologis
berbagai jenis hewan laut hidup di daerah mangrove.
Vegetasi Hutan Mangrove memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi, dengan jumlah jenis yang tercatat sebanyak 202 jenis yang terdiri dari 89 jenis pohon, 5 jenis palem, 19 jenis liana, 44 jenis epifit dan 1 jenis sikas. Namun tidak semua jenis mangrove dapat ditemukan pada ekosistem mangrove, paling tidak didalam hutan mangrove terdapat salah satu jenis tumbuhan sejati yang dominan pada hutan mangrove, sepeti famili Rhizophoraceae, Sonneratiaceae, Avicenniaceae, Meliaceae.
Karakteristik Pantai Lumpur :
·
Terdapat
didaerah intredital (Wilayah yang diperngaruhi oleh pasang surut sepanjang
garis pantai)
·
Daerah
pantai ini dipenuhi oleh tumbuhan yang terdiri dari terhadap kondisi lingkungan
peralihan antara daratan dan lautan.
·
Umumnya
hanya ditemui di pantai yang berombak relative kecil dan bahkan terlindung dari
ombak
·
Disepanjang
delta dan estuaria yang dipengaruhi oleh masukan air dan lumpur dari daratan.
Fungsi (manfaat) :
·
Sebagai
perendam gelombang dan angin badai.
d. Ekosistem air tawar dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1. Ekosistem air tenang (lentik) misalnya:
danau, rawa.
2. Ekosistem air mengalir (lotik)
misalnya: sungai, air terjun.
Ciri-ciri ekosistem air tawar:
a. Kadar garam/salinitasnya sangat
rendah, bahkan lebih rendah dari
kadar garam protoplasma organisme akuatik.
kadar garam protoplasma organisme akuatik.
b. Variasi suhu sangat rendah.
c. Penetrasi cahaya matahari kurang.
d. Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
Flora ekosistem air tawar:
Hampir
semua golongan tumbuhan terdapat pada ekosistem air tawar, tumbuhan tingkat
tinggi (Dikotil dan Monokotil), tumbuhan tingkat rendah (jamur, ganggang biru,
ganggang hijau).
Fauna ekosistem air tawar:
Hampir
semua filum dari dunia hewan terdapat pada ekosistem air tawar, misalnya
protozoa, spans, cacing, molluska, serangga, ikan, amfibi, reptilia, burung,
mammalia. Ada yang selalu hidup di air, ada pula yang
ke air bila mencari makanan saja.
ke air bila mencari makanan saja.
2.3 Ekosistem Buatan
Ekosistem Buatan. Ekosistem
suksesi buatan merupakan ekosistem yang dengan sengaja dibuat sesuai kebutuhan
manusia seperti pembuatan danau/waduk/bendungan, hutan tanaman, agroekosistem,
dan sebagainya. Beberapa contoh ekosistem buatan sebagai berikut.
Bendungan/Waduk
Adakah
waduk/bendungan di daerah tempat tinggal Anda? Tujuan dibangunnya
waduk/bendungan, yaitu sebagai tempat penampungan air untuk memenuhi kebutuhan
manusia seperti pengairan/irigasi pertanian, pembangkit tenaga listrik, tempat
rekreasi, dan sarana olahraga. Selain itu, waduk merupakan ekosistem baru
dengan substrat dasar biasanya berasal dari kebun atau sawah maupun hutan
dengan sifat geologi yang berbeda-beda. Pada umumnya, komunitas biotik
terbentuk masih dalam fase suksesi dengan umur yang berbeda-beda seperti pada
mulanya berbagai macam ikan ditebarkan kemudian banyak tumbuhan pendatang
tumbuh, misalnya kiambang dan enceng gondok yang menutupi permukaan dan menjadi
dominan di waduk itu.
Hutan
Tanaman
Hutan tanaman
merupakan vegetasi yang terdiri atas tanaman budidaya bernilai tinggi yang
dengan sengaja ditanam pada kawasan tertentu. Biasanya jenis tanaman yang
dibudidayakan bernilai tinggi, seperti tanaman jati, mahoni, pinus, damar
rasamala, ampupu, manglit, dan puspa.
Agroekosistem
Agroekosistem
merupakan ekosistem yang dengan sengaja dibuat untuk keperluan pertanian.
Keanekaragaman ekosistem ini dipengaruhi oleh faktor jenis tanah, topografi,
iklim, dan budaya. Agroekosistem yang dikembangkan di Indonesia pada saat ini
antara lain: 1) sawah irigasi, 7) kolam, 2) sawah tadah hujan, 8) kebun, 3)
sawah surjan, 9) pekarangan, 4) sawah rawa, 10) perkebunan, 5) sawah pasang
surut, 11) ladang. 6) tambak.
2.4
Pengertian Aliran Energi dan Materi dalam ekosistem
Produser
mendapatkan energi dari cahaya matahari untuk menyusun zat organik melalui
fotosintesis. Jadi, matahari merupakan sumber energi bagi kehidupan. Energi itu
digunakan untuk menyusun gula. Dikatakan bahwa energi itu diubah dari energi
cahaya menjadi energi kimia (gula). Selanjutnya, energi kimia berpindah ke
konsumer I, lalu ke konsumer II, ke konsumer III, dan seterusnya. Dikatakan
bahwa energi itu mengalir dari matahari ke produser, ke konsumer I, ke konsumer
II, ke konsumer III. Inilah yang dikatakan sebagai aliran energi di dalam ekosistem.
Aliran energi berakhir pada proses penguraian. Di dalam proses penguraian,
energi dilepaskan dalam bentuk panas, kemudian tersebar ke lingkungan.
Jika hewan
memakan tumbuhan tumbuhan, energi itu berpindah ke tubuh hewan yang memakannya
tadi. Di dalam tubuh hewan tersebut, energi itu akan digunakan untuk berbagai
hal:
- Disimpan dalam bentuk glikogen atau persenyawaan lain
- Sebagian untuk metabolisme tubuh
- Sebagian untuk menanggapi rangsang
- Sebagian untuk bergerak
- Sebagian untuk berkembang biak
- Sebagian yang lain berubah dalam bentuk panas tubuh
- Sebagian yang lain disimpan dalam bentuk jaringan tubuh. Energi yang berubah dalam bentuk panas akan tersebar ke lingkungan menjadi energi yang tak termanfaatkan lagi.
Gb. 2.4.1
Pada setiap tingkat trofik, energi
yang dilepaskan ke lingkungan dalam bentuk panas dapat mencapai 90%. Jadi,
hanya 10% dari energi itu yang digunakan untuk kegiatan hidupnya. Karena itu,
semakin jauh energi itu dari sumbernya akan semakin kecil alirannya. Hal ini
disebabkan karena adanya energi yang beralih dalam bentuk panas tubuh seperti
diuraikan tadi. Di dalam ekosistem terjadi pemborosan energi. juga tampak bahwa
energi itu mengalir dari luar (matahari) ke dalam ekosistem dalam satu alur.
Energi tidak dapat berdaur ulang dan tidak dapat kembali lagi ke matahari.
Salah satu sifat yang penting adalah
energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Perubahan bentuk energi
itu dikenal sebagai transfofmasi energi. Makhluk hidup mampu melakukan
transformasi energi. Misalnya, dari energi gula diubah menjadi lemak dan
protein, yang kemudian disimpan di dalam jaringan tubuh, atau diubah menjadi
energi gerak.
Produser merupakan pengguna energi matahari secara langsung. Dikatakan produser menempati tingkat trofik I. Konsumer I menempati trofik II, konsumer II menempati trofik III, dan seterusnya.
Produser merupakan pengguna energi matahari secara langsung. Dikatakan produser menempati tingkat trofik I. Konsumer I menempati trofik II, konsumer II menempati trofik III, dan seterusnya.
Karena adanya pemborosan energi yang terlepas dalam
bentuk panas pada setiap tingkat trofik, maka semakin jauh jarak transfer
energi dari matahari, semakinkecil aliran energi tersebut. Ini berarti bahwa
konsumer III yang berada di tingkat trofik IV mendapatkan energi yang paling
sedikit dibandingkan dengan konsumer II yang berada pada tingkat trofik III.
Kondisi demikian menyebabkan konsumer III berada pada posisi “rawan punah”.
Coba perhatikan bagaimana saat ini populasi alap-alap, elang, garuda, dan
burung hantu yang terus menurun dan mendekati kepunahan. Bandingkan dengan
populasi burung yang langsung memakan produser.
Semua
makhluk hidup memerlukan energi untuk melakukan aktivitas hidupnya. Energi
tersebut dapat diperoleh dari makanan. Proses konsumsi makanan merupakan proses
transfer atau perpindahan energi.
Aliran
energi dalam ekosistem dapat digambarkan dengan rantai makanan dan jaring
makanan. Dalam ekosistem terdapat beberapa tingkatan trofik.
- Produsen, adalah organisme penghasil energi terbesar yaitu organisme autotrof atau tumbuhan.
- Konsumen, adalah organisme pemakan produsen. Konsumen terdiri dari konsumen pertama, kedua, dan seterusnya.
- Pengurai, adalah organisme dekomposer yang biasanya terdiri dari mikroorganisme.
1.
Rantai Makanan
Rantai makanan dimulai dari organisme autotrof dengan
mengubah energi cahaya dari matahari menjadi energi kimia. Energi kimia ini
akan diteruskan pada konsumen tingkat pertama atau primer, tingkat kedua atau
sekunder, dan seterusnya sampai kelompok organisme pengurai atau dekomposer.
Contohnya rantai makanan adalah sebagai berikut
Padi → Tikus → Ular → Elang
Padi sebagai produsen, tikus sebagai konsumen
primer, ular sebagai konsumen sekunder, elang sebagai konsumen tersier.
2.
Jaring Makanan
Setiap organisme memakan lebih dari
satu makanan. Sehingga hubungan makan dan aliran energi pada ekosistem alami
lebih kompleks dibandingan hanya sekedar lantai makanan. Interaksi ini disebut
dengan jaring makanan.
3.
Piramida Biomasa
Merupakan gambaran diagramatik dari
organisme pada berbagai tingkatan trofik dalam ekosistem. Umumnya biomasa
herbivora akan lebih sedikit daripada produsen. Biomasa karnivor akan lebih
sedikit daripada herbivor dan seterusnya. Inilah yang disebut dengan piramida
biomasa.
4.
Piramida Energi
Dalam ekosistem, hanya sebagian
kecil energi yang ditransfer ke tingkatan trofik diatasnya. Kira-kira hanya
sekitar 10% yang ditransfer ke trofik diatasnya. Sedangkan 90% sisanya
digunakan untuk beraktivitas dan menjadi kalor oleh suatu tingkatan trofik.
Jadi energi yang dapat digunakan oleh tingkatan trofik diatasnya hanya 10%
saja. Efisiensi ekologis tersebut membatasi panjangnya suatu rantai makanan
karena banyaknya energi yang hilang. Dengan meningkatnya tingkatan trofik maka
jumlah energi yang digunakan oleh organisme makin kecil
Menurut
Tafiqullah 2011, Sumber energi dari suatu ekosistem
berasal dari cahaya matahari, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Tumbuh- tumbuhan sebagai produsen membutuhkan cahaya tersebut untukmelakukan
proses fotosintesis, dimana sebagian energi tersebut berpindahkepada konsumen I
dan dalam bentuk makanan, selanjutnya berpindahlagi kepada konsumen II dan III.
Gb. 2.4.2 aliran energi dan daur materi
Jika produsen dan konsumen mati,
akan menjadi sampah organik.Sampah tersebut mengalami pembusukan dari hasil
penguraian mikroba tanah sehingga menjadi humus, sebagian lagi terurai menjadi
gas atau mineral.Sampai di sini, materi yang berupa gas atau mineral
dimanfaatkan lagi oleh tumbuhan (produsen).Dengan demikian, dapat diketahui
bahwa aliran energi berbeda dengan aliran materi. Aliran materi bersifat
siklus, sedangkan aliran energi bersifat menuju satu arah, yaitu sampai pada
tingkat mikroba.
a. Matahari sebagai Sumber Energi
Matahari mengeluarkan energi panas
dan cahaya.Dengan energi cahaya itu, bumi menjadi terang dan bumi menjadi
hangatkarena panasnya. Oleh sebab itu, kita wajib bersyukur kepada Tuhan
YangMaha Esa atas ciptaannya ini. Sinar matahari merupakan foton (energi sinar)
yang dipancarkan ke jagad raya dalam bentuk gelombang elektromagnetik, tetapi
hanya sebagian kecil saja yang sampai di permukaan bumi, yaitu sekitar 10,5 ×
106 kj m-2 th-1. Dari jumlah pancaran energi sinar matahari itu, sekitar 5 ×
106 kj m-2 th-1 atau sekitar 45% yang sampai di bumi, sekitar 40% dipantulkan
lagi keluar angkasa oleh atmosfer bumi, dan hanya sekitar 15% saja yang diserap
untuk pemanasan atmosfer bumi, terutama pada lapisan ozon dan kelembapan udara
(uap air).
Dari sekitar 45% sinar matahari yang
jatuh di permukaan bumi, sekitar 30% dipantulkan kembali dan memanaskan
atmosfer, dan selebihnya sekitar 15% dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi
bagi komponen ekosistem di permukaan bumi. Dengan demikian, keberadaan setiap
ekosistem di permukaan bumi diikat oleh aliran atau arus energi yang berasal
dari sinar
matahari yang bersifat satu arah.
matahari yang bersifat satu arah.
b.
Aliran Energi
Secara langsung maupun tidak
langsung, sumber energi setiap ekosistem berasal dari sinar matahari yang
diubah oleh tumbuhan hijau (autotrof) menjadi energi kimia dalam bentuk zat-zat
organik (makanan) melalui proses fotosintesis. \
Pada proses fotosintesis, bentuk
energi diubah dari energi cahaya menjadi
energi kimia dan berpindah ke konsumen I, II, dan III, yang berakhir pada proses penguraian. Di dalam proses penguraian, energi ini dilepaskan dalam bentuk panas, kemudian tersebar ke lingkungan dan tidak dapat dimanfaatkan lagi. Perhatikan lagi Gambar 10.4! Dalam hal ini terjadi jalur makan dan dimakan, yaitu proses produsen yang dimakan oleh konsumen I, selanjutnya konsumen I dimakan konsumen II, konsumen II dimakan konsumen III. Peristiwa ini disebut sebagai rantai makanan.
energi kimia dan berpindah ke konsumen I, II, dan III, yang berakhir pada proses penguraian. Di dalam proses penguraian, energi ini dilepaskan dalam bentuk panas, kemudian tersebar ke lingkungan dan tidak dapat dimanfaatkan lagi. Perhatikan lagi Gambar 10.4! Dalam hal ini terjadi jalur makan dan dimakan, yaitu proses produsen yang dimakan oleh konsumen I, selanjutnya konsumen I dimakan konsumen II, konsumen II dimakan konsumen III. Peristiwa ini disebut sebagai rantai makanan.
1) Rantai Makanan
Seperti yang
Anda ketahui saling ketergantungan antara produsen dan konsumen tampak pada
peristiwa makan dan dimakan. Energi dalam bentuk makanan akan erpindah dari organisme tingkat tinggi ke
organisme lain yang tingkatannya lebih rendah melalui rentetan organisme
memakan organisme sebelumnya dan sebagai penyedia bahan makanan bagi organisme berikutnya
yang disebut rantai makanan. pada umumnya, tipe rantai makanan dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu sebagai berikut. a) Rantai Makanan Perumput Pada tipe ini, mata
rantai makanannya berawal dari tumbuhan, maka tingkat trofi 1 diduduki oleh
tumbuhan hijau (produsen), tingkat trofi 2 diduduki oleh herbivora (konsumen
1), tingkat trofi 3 diduduki oleh karnivora (konsumen 2), dan seterusnya.
b) Rantai Makanan Detritus
Mata rantai makanan pada tipe ini berawal dari organisme perombak.
Ingat kembali, detritus merupakan hancuran (fragmen) dari bahan-bahan sudah terurai yang dikonsumsi hewan-hewan kecil seperti rayap, cacing tanah, tripang, dan sebagainya.
Ingat kembali, detritus merupakan hancuran (fragmen) dari bahan-bahan sudah terurai yang dikonsumsi hewan-hewan kecil seperti rayap, cacing tanah, tripang, dan sebagainya.
c) Rantai Makanan Parasit
Pada tipe
rantai makanan parasit, terdapat organisme lebih kecil yang
memangsa organisme lebih besar.
memangsa organisme lebih besar.
2) Jaring-Jaring Makanan
Dari uraian komponen biotik di atas, pada tiap-tiap
tingkatan konsumen tampak seolah-olah setiap organisme hanya memakan atau
dimakan oleh satu macam organisme yang lain, tetapi kenyataannya di dalam
ekosistem keadaannya lebih kompleks.
Hal ini terjadi karena tiap-tiap
organisme dapat memakan dalam satu tingkatan konsumen atau dari tingkatan
konsumen lain di dalam ekosistem yang dikenal dengan rantai makanan dan antara
rantairantai makanan itu saling berhubungan satu dengan lainnya yang dikenal
dengan jaring-jaring makanan seperti terlihat pada Gambar 10.5.
Rangkaian peristiwa makan dan dimakan dalam suatu ekosistem tidak sesederhana rantai akanan. Seperti tampak pada Gambar 10.5, ternyata konsumen tidak hanya tergantung pada satu jenis makanan, sebaliknya satu jenis makanan dapat dimakan oleh lebih dari satu jenis Konsumen.
3) Piramida Ekologi
Telah kita ketahui bersama, bahwa
komponen-komponen biotik pada rantai makanan ekosistem menempati tingkatan
trofi tertentu, seperti produsen menempati tingkat trofi pertama, herbivora
menempati tingkat trofi kedua, karnivora menempati tingkat trofi ketiga, dan
seterusnya.
Ketika organisme autotrof (produsen)
dimakan oleh herbivora (konsumen I), maka energi yang tersimpan dalam produsen
(tumbuhan) berpindah ke tubuh konsumen I (pemakannya) dan
konsumen II akan mendapatkan energi
dari memakan konsumen I, dan seterusnya.
Setiap tingkatan pada rantai makanan itu disebut taraf trofi. Ada beberapa tingkatan taraf trofi pada rantai makan sebagai berikut.
Setiap tingkatan pada rantai makanan itu disebut taraf trofi. Ada beberapa tingkatan taraf trofi pada rantai makan sebagai berikut.
a) Tingkat taraf trofi 1 : organisme dari golongan
produsen (produsen primer)
b) Tingkat taraf trofi 2 : organisme dari golongan
herbivora (konsumen primer)
c) Tingkat taraf trofi 3 : organisme dari golongan
karnivora (konsumen sekunder)
d) Tingkat taraf trofi 3 : organisme dari golongan
karnivora (konsumen predator)
Di dalam rantai makanan tersebut,
tidak seluruh energi dapat dimanfaatkan, tetapi hanya sebagian yang mengalami
perpindahan dari satu organisme ke organisme lainnya, karena dalam proses
transformasi dari organisme satu ke organisme yang lain ada sebagian energi
yang terlepas dan tidak dapat dimanfaatkan. Misalnya, tumbuhan hijau sebagai
produsen menempati
taraf trofi pertama yang hanya memanfaatkan sekitar 1% dari seluruh energi sinar matahari yang jatuh di permukaan bumi melalui fotosintesis yang diubah menjadi zat organik.
Jika tumbuhan hijau dimakan organisme lain (konsumen primer), maka hanya 10% energi yang berasal dari tumbuhan hijau dimanfaatkan oleh organisme itu untuk pertumbuhannya
dan sisanya terdegradasi dalam bentuk panas terbuang ke atmosfer.
taraf trofi pertama yang hanya memanfaatkan sekitar 1% dari seluruh energi sinar matahari yang jatuh di permukaan bumi melalui fotosintesis yang diubah menjadi zat organik.
Jika tumbuhan hijau dimakan organisme lain (konsumen primer), maka hanya 10% energi yang berasal dari tumbuhan hijau dimanfaatkan oleh organisme itu untuk pertumbuhannya
dan sisanya terdegradasi dalam bentuk panas terbuang ke atmosfer.
Dengan demikian, energi yang tersedia
untuk tingkat trofi padarantai makanan seperti berikut: semakin tinggi tingkat
trofi, semakin sedikit sehingga membentuk sebuah piramida yang disebut piramida
ekologi, seperti pada Gambar 10.6. Selama keadaan produsen dan konsumen tetap
membentuk piramida, maka keseimbangan alam dalam ekosistem akan terpelihara.
Ada 3 macam-macam piramida ekologi adalah sebagai
berikut.
a) Piramida Jumlah
Piramida jumlah merupakan jumlah organisme yang berada di dalam suatu daerah (areal) tertentu yang dikelompokkan dan dihitung berdasarkan taraf trofi. Untuk menggambarkan piramida jumlah dinyatakan dalam bentuk segi empat yang luasnya menggambarkan atau sebanding dengan jumlah organisme dalam areal tertentu.
a) Piramida Jumlah
Piramida jumlah merupakan jumlah organisme yang berada di dalam suatu daerah (areal) tertentu yang dikelompokkan dan dihitung berdasarkan taraf trofi. Untuk menggambarkan piramida jumlah dinyatakan dalam bentuk segi empat yang luasnya menggambarkan atau sebanding dengan jumlah organisme dalam areal tertentu.
Pada piramida jumlah, golongan organisme
yang berada pada tingkatan lebih tinggi memiliki jumlah organisme lebih banyak
dari tingkatan organisme di bawahnya. Piramida tersebut dapat digambarkan seperti
pada gambar di samping. Pada tingkat trofi I memiliki jumlah yang lebih besar
dibandingkan dengan tingkat trofi II dan tingkat trofi II lebih besar
dibandingkan dengan tingkat trofi III.
b) Piramida Berat (Biomassa)
Penggunaan piramida jumlah sering berubah-ubah karena
keadaan lingkungan, untuk itu digunakan piramida berat (biomassa).
Piramida berat (biomassa) merupakan taksiran
berat organisme yang mewakili setiap taraf trofi dengan cara tiap-tiap individu
ditimbang dan dicatat jumlahnya dalam suatu ekosistem. Misalnya biomassa
tumbuhan di ukur berat akar, batang, dan daun yang menempati areal tertentu.
Piramida biomasa dibuat berdasarkan berat total populasinya pada suatu waktu.
Satuan yang dipakai adalah berat
total organisme dalam satuan berat (gr/kg)
per satuan luas tertentu (m² atau hektar) yang biasanya diukur dalam berat
kering. Untuk mengukur biomassa seluruhnya, dilakukan teknik sampling (cuplikan)
guna memperkirakan seluruhnya.
Penafsiran dalam piramida biomassa
memerlukan banyak waktu dan peralatan dalam melakukan penimbangan individu-individu
dan mencatat jumlahnya. Penggunaan piramida ini tidak memuaskan karena bentuk
yang berubah-ubah. Hal ini tergantung pada iklim dan dalam transfer energi sebagian
akan hilang, yaitu digunakan untuk respirasi atau sebagai panas
yang masuk ke biosfer.
yang masuk ke biosfer.
c) Piramida Energi
Piramida energi dapat digunakan
dalam jangka waktu yang lebih lama. Piramida ini memiliki beberapa keuntungan,
yaitu dapat memperhitungkan kecepatan produksi, berat dua pecies yang sama tidak harus memiliki energi yang
sama, dapat digunakan untuk membandingkan berbagai ekosistem, adanya masukan
energi matahari yang ditambahkan.
Piramida energi ini menggambarkan
banyaknya energi yang tersimpan dalam 6 tahun yang digunakan senyawa organik
sebagai bahan makanan. Satuan energinya dinyatakan dalam kalori per m² per
satuan waktu (kal/m2/th).
BAB IV
PENUTUP
Ekosistem
merupakan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Adapun
fungsi ekosistem untuk enjaga fungsi ekologis yaitu dalam pengaturan tata guna
air, perlindungan tanah, menjaga iklim setempat, menghasilkan oksigen dan
karbondioksida serta pengendalian hama. Sebagai fungsi ekonomi yaitu penyedia
bahan makanan, bahan baku bangunan, bahan obat-obatan, dan kosmetik. Fungsi
sumber daya plasma nutfah (genetik).Fungsi Ilmiah dan Pendidikan Berfungsi
sebagai estetika dan budaya. Aliran energi berbeda dengan aliran materi, Aliran
materi bersifat siklus, sedangkan aliran energi bersifat menuju satu arah,
yaitu sampai pada tingkat mikroba.
0 komentar :
Posting Komentar